Minggu, 06 Maret 2016

Misteri Dibalik Musibah Berdarah

Bismillahirrahmanirrahiim....

Mengungkap suatu misteri adalah pekerjaan seorang detektif sejati, tapi apalah arti julukan ditektif sejati kalau dalam memecahkan suatu misteri tanpa memikirkan terlebih dahulu segala sesuatu yang tersembunyi dibalik misteri tersebut. Yeah, kita akan mulai penyelidikan kita terhadap suatu misteri berdasarkan praduga belaka.

Terkadang saya bingung... Pengennya sich jadi detektif sejati yang memecahkan berbagai kasus-kasus misterius terhadap setiap musibah yang
terjadi, tapi apa daya, saya gak bisa terbang seperti super man menuju TKM (Tempat kejadian musibah) yang dimaksud, jadi cuma bisa liat di tipi-tipi aja... Tapi, yach sudahlah, kita nekat mencoba menguak misteri-misteri yang tersembunyi walau hanya berdasarkan informasi alakadarnya. Siapa tahu ada yang bisa kita jadikan pelajaran yang berharga di dalam hidup ini...

Yang namanya musibah, biasanya datang tanpa adanya surat undangan terlebih dahulu. Posisi kita pun kadang dalam keadaan tidak siaga, dan sampai sekarang pun belum diketemukan suatu alat pendetektor datangnya musibah yang akan menjumpai diri kita, disaat kita belum siap untuk menghindarinya. Misalnya, kecelakaan lalu lintas atau kejatuhan durian yang runtuh tepat diatas kepala kita. hehe :)

Tapi berkat adanya petunjuk-petunjuk dari Tuhan, yang selalu bisa kita jadikan pegangan dalam menemukan suatu kebenaran, mungkin kita masih bisa terhindar dari segala macam musibah atau takdir yang buruk. Yeah, kita mulai study kita dalam mengungkap misteri dibalik musibah berdarah dari petunjuk-petunjuk yang berasal dari Tuhan.

Hakikat Terjadinya Musibah

Musibah atau takdir buruk memang merupakan salah satu dari ketentuan-ketentuan Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan tak ada satu makhluk pun dimuka bumi yang mampu menghidar dari setiap takdir yang sudah Allah tetapkan, kecuali dengan izin Allah Ta'ala. Tapi itu semua pasti ada alasannya dunk, cuz Allah Maha Adil dan Allah tidak pernah menzhalimi setiap hamba-hamba-Nya, melainkan diri mereka sendirilah yang menzhalimi diri mereka sendiri.

Oleh karena itu, kebenaran harus diungkap, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman serta fitnah terhadap ketentuan-ketentuan Allah yang hanya akan membahayakan diri kita sendiri (menyesal) di hari kemudian. Cuz, Allah kan Maha Besar broo??? mana bisa manusia sebagai hamba-Nya mampu menahan, apalagi menolak segala sesuatu yang sudah menjadi ketentuan-Nya. Dan Allah tidak pernah menzhalimi setiap hamba-hamba-Nya, melainkan diri mereka sendirilah yang menzhalimi diri mereka sendiri.

Setiap musibah atau takdir buruk yang terjadi, sudah pasti merupakan bentuk hukuman dari Tuhan kepada setiap hamba-hamba-Nya yang Ia kehendaki. Kalo sampai mati, kemungkinan adalah adzab, karena orang yang sudah mati tak bisa hidup lagi, tak bisa beribadah lagi, tak bisa menebus kesalahan (bertaubat) lagi. Sedangkan, kalo tidak sampai mati, biasanya disebut hisab (perhitungan) atau peringatan Tuhan terhadap adzab yang lebih besar, karena kita masih bisa menebus kesalahan-kesalahan kita, dan bertaubat.

Dari sini dapat kita ketahui bahwa setiap takdir buruk adalah bentuk akan adanya perhitungan/hisab dari Allah. Dan yang menjadi pertimbangan dari hisab ini adalah segala macam amal perbuatan, pahala dan dosa. Allah Maha Tahu dan Maha Cepat perhitungan-Nya, dari awal sampai akhirnya, dan segala sesuatunya (termasuk segala sesuatu yang terjadi di atas muka bumi) sudah tercatat didalam sebuah kitab kehidupan, Lauh Mafudz. Tak ada yang salah, karena Allah Maha Teliti. So, mana mungkin manusia bisa berdusta di hadapan Allah???

Allah tidak pernah menzhalimi hamba-hamba-Nya. Orang yang banyak pahala dan penyabar, tentu disayang Allah. Jika terkena hisab dalam bentuk musibah atau takdir buruk, insya Allah diringankan serta diampuni dosanya. Sekalipun orang yang shaleh mati, tentu matinya dalam keadaan baik. Jadi bisa diambil satu petunjuk disini, bahwa orang yang disayang Allah (mendapat ridha dari Allah) dan bersih dari dosa atau setidaknya sedikit dosanya, bisa terbebas dari segala macam musibah atau takdir buruk yang berat. Sedangkan orang-orang yang kafir atau banyak dosanya, adalah sebaliknya!

Amal perbuatan buruk ⇒ Dosa ⇒ Adzab atau Hisab ⇒ Musibah atau Takdir buruk 
Amal perbuatan baik ⇒ Pahala ⇒ Rahmat serta Berkah ⇒ Kenikmatan, Kesenangan atau Kebahagiaan

Menghindari Takdir Buruk

Satu-satunya cara untuk menghindar dari segala macam takdir yang buruk adalah dengan memohon perlindungan hanya kepada Allah, yang hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang taat dan patuh hanya kepada Allah. Sedangkan untuk orang-orang yang kafir atau pendosa, wallahu a'lam, hanya Allah Yang Maha Berkehendak.

Dari semua hal yang telah kita pikirkan ini, kita jadi bisa atau setidaknya menghindar dari segala macam takdir-takdir Allah yang buruk-buruk, seperti musibah, bencana alam, kecelakaan, peperangan, konflik, teror, kezhaliman, dlsb dengan jalan menghindari perbuatan-perbuatan dosa.

Mungkin jika kita tinjau berdasarkan sifat Allah Yang Maha Adil, kita bisa sedikit berasumsi bahwa porsi dari takdir baik dan takdir buruk yang harus diterima oleh setiap/seluruh makhluk ciptaan Allah di seluruh jagad raya adalah 50:50. Dari yang beriman sampai ke yang kafir porsinya tetap sama, fifty-fifty. Hanya bedanya, kalo orang yang muslim, setiap takdir buruknya selalu mengandung hikmah yang sangat bermanfaat bagi kehidupannya, serta Allah ringankan hisabnya hingga tak terasa berat baginya, tergantung dari kadar ke-Islamannya masing-masing.

Kesimpulan

Terus, misteri dibalik musibah berdarahnya apa Mastera???

Yach itu tadi, dibalik musibah berdarah ada ADZAB dari Tuhan dan Tuhan Maha Adil lagi Maha Teliti. Jadi kesimpulannya, setiap musibah-musibah besar yang kita lihat di tipi-tipi itu adalah wujud dari kemurkaan Allah terhadap hamba-hamba-Nya yang kufur bin kafir dan nggak mungkin Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, bertakwa serta istiqamah dalam menghadapi segala macam bentuk ujian dari-Nya.

Tip untuk menjaga keselamatan diri sendiri

Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, baik yang berasal dari diri sendiri ataupun orang lain. Sedangkan puasa adalah perisai.

Firman Allah Ta'ala: "Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al-Ankabut [29]: 45)

Sekian, semoga dapat bermanfaat bagi kehidupan...


Peace, Love with Music - Langit Biru Band

Tidak ada komentar:

Posting Komentar