Minggu, 27 Maret 2016

Kebiasaan (Habit)

Bismillahirrahmanirrahiim....

Kebiasaan (habit) juga bisa merubah pola pikir, psikologis dan sikap seseorang. Makanya, banyak kita jumpai orang-orang yang tadinya pintar dan peduli bisa seketika menjadi orang yang bodoh dan o'on. Orang-orang yang tadinya baik dan rajin, berubah menjadi jahat dan pemalas.

Banyak faktor yang melatarbelakangi pola kebiasaan seseorang, antara lain: lingkungan sosial, politik dan budaya, pola pikir bangsa yang tidak maju dan cenderung pemalas, perbedaan hak dan kewajiban, dlsb...


Saya coba gambarkan suatu kondisi yang dialami oleh sekumpulan orang-orang yang merasa dirinya pintar dan berkuasa, yang tinggal dan menetap di suatu bangsa yang miskin dan bodoh. Karena sikap sombong yang melampaui batas terhadap bangsa yang lemah, telah merubah mereka menjadi penjajah atau tirani. Kebiasaan sebagai penjajah/tirani yang tidak adil dan tidak manusiawi, merubah pola pikir dan psikologis mereka sebagai orang yang sangat jahat.

Pola kebiasaan lama yang dahulu mereka jalani ketika masih menjadi orang yang pintar ataupun sukses, berubah drastis menjadi pola kebiasaan orang yang bodoh dan jahat. Mereka menciptakan terror dimana-mana, menanamkan paganisma-paganisma yang keliru didalam benak setiap orang, mereka mendidik bangsa untuk bodoh dengan iming-iming kenikmatan duniawi, dan masih banyak lagi hal lainnya, sehingga tanpa mereka sadari (secara psikologis) hal itu telah merubah mereka menjadi seperti apa yang mereka inginkan terhadap psikologis para inlander (orang-orang yang mereka jajah), seperti senjata makan tuan.

Dulu mungkin mereka begitu hebat dalam berbagai hal dan bisnis, tapi setelah beberapa waktu menjalani kehidupan sebagai penjajah, hampir bisa dipastikan bahwa mereka telah berubah menjadi lumpuh. Karakter sebagai orang yang sukses telah berubah menjadi karakter seorang tirani atau diktator, dan tentu saja itu sudah tidak sejalan lagi dengan prinsip-prinsip profesionalisme kesuksesan yang dulu pernah mereka miliki.

Mana ada sich orang jahat yang mampu membuat atau memikirkan segala sesuatu yang bermanfaat? bagi dirinya, orang lain, atau bagi bangsa dan negaranya? Yang mana setiap karya dan buah pikirnya dihargai oleh orang banyak yang berujung kepada sebuah kesuksesan? Jawabannya, tak pernah ada didalam sejarah manapun tentang orang jahat yang berguna/bermanfat bagi orang lain dan kehidupan.

Allah 'Azza wa Jalla memang telah sengaja mengatur segala ide dan inspirasi yang berguna bagi kehidupan, diberikan hanya kepada orang-orang yang baik dan memiliki dedikasi tinggi terhadap kehidupan. Dan untuk orang-orang yang kerdil, Allah memberikan kepada mereka ide serta inspirasi yang hanya berfungsi untuk merusak kehidupan.

Teori ini dapat kita buktikan/saksikan di berbagai sisa-sisa sejarah peradaban manusia yang ada diseluruh dunia, seperti tragedi lumpur Lapindo, banjir bandang Wasior, bobolnya bendungan Situ Gintung dan bencana-bencana lainnya yang terjadi di belahan dunia, antara lain:

1. Hell's Gate di Turkmenistan


Di gurun Turkmenistan dekat desa terpencil Derweze yang dihuni 350 orang, terdapat sebuah kawah selebar 60 meter dan dalam 20 meter. Kawah ini terus-menerus mengeluarkan api dan terbakar selama 38 tahun. Oleh penduduk setempat, kawah membara ini disebut sebagai Kawah Gas Darvaza atau juga lebih terkenal sebagai 'Gerbang Neraka'. Kawah ini bisa terlihat dari jarak beberapa kilometer. Ini bukan fenomena alam, melainkan hasil dari kecelakaan industrial.

Pada tahun 1971, sebuah rig pengeboran Uni Soviet tak sengaja mengenai gua bawah tanah yang menyimpan gas alam dalam jumlah yang masif. Itu menyebabkan tanah runtuh dan seluruh rig pengeboran masuk ke dalamnya. Asap beracun kemudian mulai menyembur dari dalam lubang. Daripada berpotensi menimbulkan bencana yang lebih mematikan, pemerintah Soviet lalu membakar lubangnya. Kawah tersebut tidak berhenti terbakar sejak saat itu.

2. Picher Oklahoma di Amerika Serikat


Tempat paling beracun di Amerika Serikat menurut EPA (semacam lembaga AMDAL di AS). Dulunya pernah menjadi tambang dengan kandungan timah dan seng terkaya di dunia, menjadi tempat tinggal bagi 20.000 orang.

Kini hanya kurang dari 25 orang yang menetap. Air yang mengandung asam beracun merembes naik dari terowongan bawah tanah tempat penambangan sampai ke sungai hingga berubah warna menjadi merah dan beracun.

3. The Aral Sea di Kazakhstan


Proyek irigasi Uni Soviet yang berasal dari Laut Aral telah menguras air laut dalam jumlah sangat besar. Eksploitasi air sungai secara besar-besaran melalui pembuatan kanal yang kurang kokoh, ditambah dengan penguapan air serta debit air hujan yang rendah telah mengurangi secara signifikan pasokan air ke Laut Aral. Di Awal tahun 1960-an, Laut Aral masih tercatat sebagai danau besar atau laut-daratan terbesar ke-4 di dunia dengan permukaan air seluas 68.000 km2, pada akhir tahun 2000-an sudah menyusut dengan pesat menjadi tinggal 10 persen dari ukurannya semula. Beberapa bagian laut itu kering dan terbelah menjadi dua laut yang lebih kecil. Perahu nelayan banyak yang kandas, sebagian menjadi gurun tandus yang luas dan terkontaminasi.

Penyusutan Laut Aral telah mengubah lebih dari 80% dasar laut menjadi gurun pasir. Kini, hampir setiap hari sekitar 200 ribu ton pasir debu Laut Aral yang mengandung garam dan pestisida diterbangkan angin hingga sejauh radius 300 km. Bahkan ilmuwan menemukan debu bergaram Laut Aral sampai ke Jepang, Skandinavia dan Antartika.

4. The Great Pacific Garbage Patch


The Great Pacific Garbage Patch, dikatakan sebagai Pasific Trash Vortex, yang merupakan pilin dari sampah laut di tengah Samudera Pasifik Utara (North Pacific Gyre) terletak kira-kira antara 135° sampai 155° W dan 35° ke 42° N. Sampah meluas sampai ke sebuah wilayah yang sangat luas, areanya melebihi besar wilayah Indonesia, 700.000 km2. Tempat ini terdiri dari 3,5 juta ton sampah (90% di antaranya puing-puing plastik) yang berputar-putar antara Hawaii dan California. The Great Pacific Garbage Patch terbentuk secara bertahap sebagai akibat dari pencemaran laut yang disebabkan oleh sampah non organik yang terbawa arus samudera.

Setiap tahun, 10% dari 200 milyar pon plastik diproduksi secara global, dan sekitar 46.000 potong sampah plastik mengambang di setiap mil dari laut. 1.700 mil massa sampah plastik berada di tengah Pasifik Utara dan searah jarum jam bergerak perlahan dari arus laut berbentuk spiral. 100.000 mamalia laut setiap tahun seperti kura-kura laut, anjing laut dan burung menjadi korban kematian terkait sampah plastik karena mereka mengkonsumsi atau terjebak dalam limbah tersebut.

Tim ilmuwan Belanda berencana mengumpulkan 44 juta kilogram sampah plastik yang kini terapung di Samudera Pasifik dan mengubahnya menjadi pulau daur ulang.

5. Mengeringnya Danau Tiberias (Thabariyah) di Palestina


Danau ini secara geografis terletak di wilayah Palestina dan Suriah, tetapi secara politis saat ini dikuasai oleh penjajah zionis Israel. Garis pantainya membentang sepanjang 53 km dengan luas 166 km2 dan merupakan pasokan air bersih utama bagi penduduk Palestina dan penjajah Israel. Sebelumnya, bagian terdalam dari danau ini mencapai kedalaman 46 m. Danau yang terletak pada posisi 213 m di bawah permukaan laut ini terhitung sebagai danau air tawar terendah kedua di dunia, setelah danau Laut Mati yang berasa asin.

Kini, orang-orang Yahudi membangun permukiman mereka di tepi Danau Tiberias, juga resort dan penginapan bagi petinggi militer Israel, mengingat posisinya yang berdekatan dengan perbatasan Palestina dan Suriah, sebagai antisipasi penyusupan pihak-pihak yang tidak mereka kehendaki, wilayah ini pun menjadi kawasan wisata elit bagi militer dan pemerintah Israel. Mereka melengkapi kawasan ini dengan berbagai properti layaknya daerah tujuan wisata ala Eropa yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas maksiat dan bersenang-senang, sehingga menyebabkan debit air danau ini mengering. Tercatat semenjak tahun 2004 permukaan Danau mengalami penyusutan setinggi 16 m. Terakhir Menteri Pertanian Zionis menyatakan secara terbuka melalui kantor berita mereka bahwa debit air danau Tiberias mengalami penyusutan yang mengkhawatirkan.

Referensi: berbagai sumber ;-)

Dan masih sangat banyak lagi kerusakan-kerusakan yang diakibatkan karena pola kebiasaan manusia...

Sangat berbeda dengan gambaran suatu kondisi dimana orang yang merasa dirinya bodoh dan pemalas, secara drastis berubah menjadi orang hebat hanya karena ia memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap kehidupan.

Orang bodoh itu memiliki daya ingat yang lemah terhadap pelajaran, sehingga dalam menghapal suatu pemahaman/ilmu dia selalu mencatatnya didalam buku atau notebook. Pola kebiasaan mencatat tersebut ia dapatkan ketika ia masih bersekolah dulu. Pada setiap kali ujian, dia selalu menyiapkan kertas contekkan pelajaran, karena ia terlalu malas untuk belajar, sehingga daya ingatnya pun lemah. Dia begitu baik dan tampan, jadi kalo tidak mencontek pas ujian rasanya kurang cool dan confident.

Masa-masa sekolahnya ia lalui dengan bengong secara santai, disaat pelajaran, disaat bergaul dan nongkrong sendirian dipinggir trotoar jalan. Pikirannya selalu melayang tak kenal tujuan, singgah disegala sesuatu hal yang bagi sebagian besar orang adalah sesuatu hal yang tidak penting. Meng-explore segi-segi kehidupan dengan caranya sendiri, "fakta adalah segalanya".

Kamu harus melihat segalanya, manusia itu merupakan pribadi yang unik yang mampu menjelaskan banyak sekali kejadian/fakta kepada kamu, seperti halnya suatu reruntuhan bangunan atau fosil tua yang merekam banyak historis peradaban kehidupan dunia dimasa lalu.

Ok, cukup sekian dulu, semoga bermanfaat... :-)


Peace, Love with Music - Langit Biru Band

Tidak ada komentar:

Posting Komentar