Rabu, 09 Maret 2016

Kisah Bangsa Penipu Dan Sekumpulan Orang-Orang Bodoh


Bismillahirrahmanirrahiim....


Kisah ini datang dari sebuah pulau yang damai serta kaya akan kekayaan alam yang indah dan asri. Pulau tersebut dikenal bernama Pulau Deborahborah. Pulau tersebut di tinggali oleh tiga suku-suku yang dominan, yaitu suku Sakayakaya, suku Sabodohbodoh dan suku Samiskinmiskin.

Kehidupan diatas pulau itu pada awalnya sangat harmonis, dibawah kepemimpinan suku Sakayakaya yang diketahui orang-orangnya itu jujur, beriman, cerdas dalam menjaga amanah agama dan negara, serta juga memiliki rasa peduli yang sangat tinggi terhadap kesejahteraan rakyat Pulau Deborahborah.

Bangsa Sakayakaya membangun infrastruktur bangunan dan fasilitas-fasilitas umum yang bermanfaat bagi seluruh penduduk Deborahborah. Tak hanya itu, pembangunan disektor pendidikan dan kesehatannya pun tak luput dari perhatian suku Sakayakaya, mereka hendak menjadikan bangsa Sabodohbodoh dan Samiskinmiskin yang juga tinggal bersama mereka itu kelak menjadi bangsa yang cerdas dan sehat.

Dengan kecerdasan dan sikap peduli yang tinggi itu, maka kondisi perekonomian dan keamanan Pulau Deborahborah pun menjadi semakin lebih baik. Sistem perekonomian berjalan diatas asas kejujuran dan keadilan; sektor pendidikan dan kesehatan dikembangkan dengan dasar cinta dan kasih sayang; pembangunan pun digalakan demi bisa memberikan kemudahan-kemudahan bagi seluruh penduduk Deborahborah; keamanan juga ikut ditingkatkan. Sehingga lambatlaun bangsa Deborahborah menjadi bangsa yang dihargai oleh dunia sebagai pulau berkembang, yang tengah semangat-semangatnya membangun serta menggali setiap potensi-potensi bangsa dan kekayaan alam pulau Deborahborah.

Tapi sayang, kejayaan bukan berarti bahwa segala sesuatunya akan terus bisa berjalan lacar dan sesuai seperti yang diharapkan.

Yeah! mulai timbul titik-titik kecil penyakit sosial yang memang biasa muncul mengiringi suatu kemajuan. Diawali dengan lahirnya kecemburuan sosial, dimana suku Sabodohbodoh ingin juga ikut mengambil peranan didalam sistem pemerintahan, yang selama ini memang sebagian besarnya diduduki oleh orang-orang dari suku Sakayakaya. Tapi keinginan suku Sabodohbodoh untuk ikut andil di dalam sistem kepemerintahan ditolak, karena suku Sabodohbodoh dinilai kurang mampu dalam mengemban amanah yang sangat berat itu.

Memang suku Sabodohbodoh memiliki tabiat yang sangat jauh dari baik. Mereka serakah dan tidak pernah mau perduli dengan kepentingan orang lain, selama hal itu mengguntungkan bagi mereka, itulah yang mereka junjung. Mereka tidak pernah perduli terhadap orang-orang yang harus menanggung kerugian atas perbuatan keliru yang mereka kerjakan, mereka pongah dengan kejayaan yang baru berumur setengah jagung. Merekapun berniat didalam batin mereka untuk menghempaskan suku Sakayakaya dari sistem kepemerintahan dan berniat pula untuk menguasai setiap sistem perekonomian yang ada di Pulau Deborahborah.

Kedatangan Bangsa PaNipu dan BuNipu

Ceritanya, gayung pun bersambut. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi perdagangan yang ditunjang oleh gelagat konsumtif penduduk Pulau Deborahborah, tibalah sekelompok bangsa asing yang datang dan menetap di Pulau Deborahborah dalam misi membangun sistem kerjasama investasi bisnis. Bangsa tersebut bernama PaNipu, yang tak lama kemudian datang juga BuNipu, yang juga memiliki misi yang sama, yaitu kerjasama dalam bidang investasi bisnis perdagangan dengan bangsa Deborahborah.

Pada awalnya, PaNipu dan BuNipu, dalam menjalin hubungan kerjasama bisnisnya begitu baik dan profesional, baik terhadap peraturan dan hukum pemerintah, maupun terhadap lingkungan sosial masyarakat Pulau Deborahborah. Mereka mendukung kemajuan perekonomian bagi penduduk Pulau Deborahborah. Mereka membuka lapangan pekerjaan baru, mendidik serta berusaha meningkatkan etos kerja sebagian penduduk Deborahborah melalui sistem pemberdayaan SDM didalam perusahaan mereka.

Walhasil, kejayaan Pulau Deborahborah pun menjadi semakin meningkat. Kesejahteraan masyarakatnya pun menjadi sedikit demi sedikit terangkat, walau ditengah-tengah bangsa Deborahborah masih tersisa satu suku lagi yang juga tengah menunggu perubahan nasib yang lebih baik, Yups! suku tersebut bernama Samiskinmiskin.

Sebenarnya, suku Samiskinmiskin itu orang-orangnya cukup baik, jujur dan suka bekerja keras loch, namun ada beberapa hal yang menjadi kekurangan mereka, yaitu bahwa mereka itu lugu-lugu dan awam terhadap setiap perkembangan yang terjadi (bahasa gaulnya: lemut). Kehidupan ekonomi dan religi ditengah-tengah suku Samiskinmiskin pun tergolong minim, sehingga, dikarenakan kekurangan-kekurangan tersebut mereka menjadi sangat mudah diadu domba dan ditunggangi (terprovokasi) oleh orang-orang jahat.

Cikal Bakal Malapetaka

Suatu ketika!!! Kesabaran suku Sabodohbodoh, sudah semakin habis. Mereka begitu ingin menguasai sistem-sistem penting yang telah dibangun dengan sangat susah payah oleh suku Sakayakaya. Keserakahan dan kebodohan mereka pun tercurahkan dari lubuk hati yang terdalam dihadapan bangsa PaNipu dan BuNipu. Suku Sabodohbodoh menceritakan semua kepedihan yang mereka rasakan terhadap perlakuan yang mereka anggap otoriter dari suku Sakayakaya. Mereka selalu dianggap kurang layak untuk bisa ikut serta didalam mengambil peranan didalam sistem kepemerintahan. Mereka sangat benci dan marah kepada suku Sakayakaya yang menurut mereka sangatlah sombong dan tidak pernah mau mengerti perasaan orang-orang bodoh dan jahat seperti mereka.

Kesepakatanpun didapat, namun bangsa PaNipu dan BuNipu minta sedikit waktu untuk bisa memikirkan segala sesuatunya, serta menyusun suatu strategi besar yang mampu melengserkan sistem yang sangat dijaga dengan baik oleh suku Sakayakaya. Karena bangsa PaNipu dan BuNipu sangat tahu akan kemampuan sistem suku Sakayakaya, sehingga mereka harus sangat berhati-hati dalam mengambil suatu tindakan penting yang mungkin juga dapat merugikan diri mereka sendiri.

Konsolidasi pun dibangun. Konspirasi-konspirasi terselubung didepan hidung pemerintah dunia pun diadakan bersama bangsa-bangsa yang menjadi sekutu PaNipu dan BuNipu. Jaringan-jaringan kapitalisasi perdagangan dievaluasi ulang dan diperluas berkat dukungan serta kerjasama dengan suku Sabodohbodoh. Kekuatan politik internasional dan militer pun disiapsiagakan demi mendukung sebuah pekerjaan besar, yaitu menguasai serta menjajah Pulau Deborahborah. Satu hal besar yang sebenarnya luput dari benak suku Sabodohbodoh yang hanya berpikir mengikuti kedangkalan ilmu mereka, yang mungkin sampai mereka mati pun mereka tidak akan pernah menyadarinya.

Badai Fitnah di Atas Pulau Deborahborah

Sementara itu, suku Sabodohbodoh pun tak kalah gencar membuat makar-makar (fitnah keji), serta mengumpulkan banyak dukungan dari berbagai pihak yang memiliki niat sejalan dengan hati dan pikiran mereka. Seperti iblis yang memotong-motong anggota tubuhnya sendiri. Mereka memprovokasi dan mengadu domba antara rakyat dengan pemerintahnya, terutama dihadapan suku Samiskinmiskin yang lugu dan awam.

Tentu saja segala tuduhan yang dilancarkan oleh suku Sabodohbodoh sebagian besarnya adalah fitnah keji (nggak manusiawi) yang tak bertanggung jawab. Suku Sabodohbodoh tidak pernah mau mengerti betapa sulitnya membangun serta menjaga keutuhan sebuah bangsa. Yang dibutuhkan oleh bangsa Deborahborah adalah kader-kader yang jujur serta amanah didalam menjalankan tugas-tugasnya, yang diharapkan bisa melanjutkan visi dan misi pembangunan demi mendukung kemajuan kesejahteraan seluruh rakyat Pulau Deborahborah. Sedangkan tabiat suku Sabodohbodoh itu begitu acuh dan hanya mengikuti apa yang ada dipikiran mereka sendiri, serakah, keras kepala dan kurang ajar (pengkhianat!). Hal itu sangat diketahui oleh suku Sakayakaya, bahwa cepat atau lambat tekanan sosial-politik dari suku Sabodohbodoh akan menjadi malapetaka besar yang akan menyeret bangsa Deborahborah kedalam kehancuran yang teramat menyakitkan.

Begitu juga tentang masalah kesejahteraan sosial yang belum sempat terbangun secara merata itu, sebenarnya disebabkan karena wilayah yang sangat luas, sementara jangkauan kemampuan pemerintah Pulau Deborahborah belum bisa sampai kesitu. Dibutuhkan dana serta waktu yang lebih banyak lagi untuk bisa merealisasikan kesejahteraan yang lebih merata. Ditambah lagi, sikap dari suku Samiskinmiskin sendiri yang kurang memiliki inisiatif untuk maju dalam meningkatkan taraf perekonomian hidup mereka sendiri.

Sistem kepemerintahan di Pulau Deborahborah pun sebenarnya sudah berusaha sebaik-baiknya dalam mengambil suatu langkah besar yang mampu menciptakan kehidupan yang jauh lebih baik lagi, dengan jalan meminjam dana internasional. Namun, 'nasib sial' yang tak pernah mau enyah dari Pulau Deborahborah, krisis moneter internasionalpun terjadi, yang menyebabkan perekonomian Pulau Deborahborah menjadi ambruk dan remuk. (btw, itu bencana krisis yang sama, yang mendera negeri kita tercinta -- INDONESIA -red).

Sebuah adegan drama ironi kebohongan yang sangat besar, yang berasal dari sekumpulan sistem konspirasi yang besar, tapi terlahir dari benak serta pemikiran manusia-manusia yang sangat kerdil dan sombong, terutama dihadapan Tuhan Yang Maha Besar.

Sehingga tak ayal, setiap apa yang mereka kerjakan akan kembali mendera diri mereka sendiri suatu saat nanti, cuz Tuhan itu Maha Adil, lagi sebaik-baik Pembalas tipudaya.

BOOM!!! Insiden Berdarah

Peristiwa berdarah 'Transformasi' pun terjadi!!! Badai fitnah datang bertubi-tubi menyerang kredibilitas sistem kepemerintahan suku Sakayakaya dan berusaha untuk menjatuhkan mereka dengan desakan-desakan moril yang sebenarnya sangatlah bodoh, karena desakan-desakan tersebut hanya bentuk lain dari 'Kuda Troya' orang-orang serakah dan tak bertanggungjawab (suku Sabodohbodoh dan bangsa PaNipu-BuNipu). Kelakuan dari suku Samiskinmiskin yang terlalu melampaui batas, juga sangat membuat kecewa suku Sakayakaya. Mereka menjadi terlalu mudah terpancing emosi oleh provokasi-provokasi yang tidak bertanggung jawab. Seperti kerbau dicucuk hidungnya dengan sedikit Ricih, suku Samiskinmiskin begitu mudah diperalat oleh suku Sabodohbodoh dalam tujuannya merebut kursi kepemerintahan di Pulau Deborahborah.

Akhirnya?!? lengserlah sistem kepemerintahan suku Sakayakaya atas desakan-desakan yang tak pernah terbukti kebenarannya. Fitnah harus dimakan mentah-mentah, tanpa sempat mengelak guna memberikan kejelasan. Karena desakan dari suku Sabodohbodoh dan suku Sasmiskinmiskin pada saat itu begitu kuat, keadaan keamanan-sosial-politik menjadi sangat kacau. Sehingga hanya tersisa satu hal, yaitu mundur secara terhormat demi mencegah terjadinya insiden yang lebih besar dan menyakitkan lagi.

Setelah berhasil melengserkan sistem kepemerintahan suku Sakayakaya, kekejian serta kebiadaban sifat dari suku Sabodohbodoh masih juga belum berakhir. Mereka mulai menyusun sistem kepemerintahan mereka sendiri, dengan memporak-porandakan hukum dan peraturan-peraturan penting negara secara membabi-buta bersama kebodohannya. Kemudian membagi-bagikan kursi kekuasaannya kepada para sekutu mereka, sambil mempreteli sisa-sisa sistem yang pernah dibangun/berjalan oleh suku Sakayakaya, lagi-lagi, tanpa memikirkannya lebih jauh kedepan, terhadap segala bencana yang akan terjadi dikemudian hari.

Sepak Terjang Bangsa PaNipu dan BuNipu

Para sekutu-sekutu bangsa PaNipu dan BuNipu pun mulai berdatangan guna meminta jatah mereka dalam hal mendukung kesuksesan hancurnya dinasti suku Sakayakaya. Alih-alih inflasi Dollar terhadap nilai tukar mata uang Pulau Deborahborah (Ricih) pun dijadikan modus operandi spektakuler, sebagai salah satu bentuk manipulasi spekulan terbesar dalam sejarah harga nilai tukar mata uang didunia.

Hal itu menjadi semakin memberatkan perekonomian rakyat Pulau Deborahborah yang perlahan namun pasti mulai bertumbangan dan lumpuh. Sedangkan suku Sabodohbodoh menjadi begitu dihargai oleh bangsa-bangsa persekutuan PaNipu dan BuNipu, hingga mereka dibuat lupa daratan dan terlena dalam bujukrayuan maut PaNipu dan BuNipu.

Seperti yang dikutip oleh seorang penyair gila yang tengah kasmaran:

"Hoo, Deborahborah, hoo...

Kesexyan dan keindahan mu laksana lazuardi yang bersinar diatas muka bumi.

Hoo, Deborahborah, hoo..."

Bangsa PaNipu dan BuNipu pun, semakin menancapkan cakar-cakar jaringan bisnis kapitalis perekonomian mereka di atas Pulau Deborahborah dan merekrut begitu banyak komunitas konsumen boneka yang diharapkan bisa memenuhi segala keinginan (prospek) bisnis dan kekuatan politik mereka. Sistem bisnis monopoli berasaskan kapitalisme dijadikan prinsip bisnis yang kian menggrogoti sistem kesejahteraan rakyat Pulau Deborahborah.

Sehingga, krisis kepercayaan menjadi teror kegelapan yang sangat mengkhawatirkan. Pengangguran merajalela dan menjadi wabah kemanusiaan yang sangat memprihatinkan. Sistem kepemerintahan suku Sabodohbodoh mulai menunjukkan taringnya, menggonggong serta menggigit siapa saja yang berusaha untuk meminta pertolongan maupun perlindungan. Pembangunan, pada prinsipnya, mati total. Hanya selama bisa dijadikan kedok bagi suku Sabodohbodoh untuk mengkorupsi uang pajak dan hak kekayaan alam rakyat.

Mereka menjadi sangat gila dan arogan, terutama terhadap suku Samiskinmiskin. Otak mereka dipenuhi oleh nafsu serakah dan pengerusakan. Hukum harus bisa dibeli! Penindasan adalah satu-satunya cara untuk menjadikan masyarakat Pulau Deborahborah takut dan tunduk. Korupsi pun mulai dibudayakan dan dijadikan pedoman dalam menjalankan sistem kepemerintahan, yang lambatlaun tapi pasti, mereka pun menemui apa yang menjadi mimpi buruk terbesar mereka, yaitu kehancuran diri mereka sendiri.

"Bukankah sudah saya peringatkan bahwa membangun serta melindungi bangsa dan negara itu tidaklah hal yang mudah!" kata salah seorang suku Sakayakaya yang telah lanjut usia kepada suku Sabodohbodoh.

KARMAA!!! bagian pertama

Suku Sabodohbodoh pun sempat panik dan berusaha mencari segala cara (tipu muslihat) yang mampu mereka lakukan demi menjaga posisi mereka saat ini. Namun, yang didapat hanyalah petunjuk-petunjuk yang berasal dari syaitan, yang malah semakin membuat jiwa mereka tersiksa pedih dan meronta dalam kebinasaan diri mereka, satu-persatu, tanpa bisa dihalau, apalagi ditolak.

Langkah-langkah pembodohan mulai diterapkan, melalui media-media informasi, demi menjaga agar rakyat Pulau Deborahborah menjadi semakin tak berdaya dan tak memiliki gairah hidup untuk kembali bangkit. Karena suku Sabodohbodoh khawatir akan kedudukan yang telah mereka dapatkan selama ini direbut oleh orang-orang yang masih memiliki kepedulian yang tinggi terhadap nasib bangsa dan negaranya.

Politik kian waktu kian menjadi sistem sampah yang tak berguna, malah hanya dijadikan ladang mata pencaharian bagi sebagian elite partai, tanpa mengindahkan lagi sisi-sisi peranan serta tanggungjawab moril dan etika, serta amanahnya terhadap rakyat. Perseteruan antar partai semakin menggila, sehingga menciptakan kader-kader partai yang haus darah dan bejat. Kekisruhan Pemilu bagaikan guntur dibalik awan-awan kelam bangsa yang kian terpuruk didalam ketakberdayaan.

Masyarakat luas dicekoki dengan berbagai hal yang dapat menjerumuskan mereka kedalam jurang perbuatan dosa dan kenistaan dunia yang membuat mereka semakin jauh dari pertolongan Tuhan. Pembobrokan moral dan etika digalakkan guna menghancurkan setiap inci dari harapan-harapan yang tersisa. Rasa takut akan kehilangan kekuasaan, telah benar-benar menjadikan suku Sabodohbodoh menjadi sosok psikopat tersadis dalam sejarah umat manusia, walaupun mereka masih tetap dalam keadaan bodoh.

Kebobrokkan pun cepat mewabah, seiring dengan kehancuran dinasti suku Sabodohbodoh (atau lebih tepatnya, sisa-sisa peninggalan dari sistem kepemerintahan suku Sakayakaya). Sebagian besar masyarakat Pulau Deborahborah menjadi panik dan terancam oleh kemiskinan dan kebobrokan moral yang kian mencekam. Dalam keadaan panik tersebutlah, syaitan berhasil menjadi raja dipikiran mereka. Ilmu agama semakin ternistakan, mereka beralih mempelajari ilmu-ilmu syirik/sihir, yang mereka anggap mampu menolong mereka dari jurang kebinasaan.

Beragam bentuk penyakit sosial bertimbulan ditengah-tengah kehidupan masyarakat Pulau Deborahborah. Portitusi dan perdukunan menjadi ladang bisnis yang marak dikalangan orang-orang yang telah kehilangan arah tujuan hidup, walaupun itu sangat sarat akan resiko-resiko yang sadis dan berdarah-darah. Hingga tanpa mereka sadari, hampir sebagian besar masyarakat Pulau Deborahborah menjadi pakar mistis (dukun) yang memiliki hobi saling menggendam satu sama lain sambil melempar-lemparkan fitnah dan santet kepada setiap orang yang mereka benci, atau terkadang hanya dikarenakan mereka bingung, mau digunakan untuk apa keahlian maduk (main dukun) yang mereka miliki...

Walhasil, terjadilah perang ghaib yang menewaskan banyak jiwa-jiwa yang sengsara, yang kemudian ditunggangi oleh pihak ketiga sebagai jalan untuk mencari keuntungan ditengah-tengah kecamuk permusuhan yang terjadi. Dunia serasa mau meledak! didalam benak manusia seolah-olah hanya tinggal tersisa satu harapan, yaitu mengharapkan ampunan serta pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa, walaupun hal itu terdengar agak mustahil ditelinga orang-orang yang selama ini berada jauh dari petunjuk agama.

Namun, disaat sebagian orang mulai menyadari akan adanya pertolongan Tuhan, lagi-lagi orang-orang kafir berkehendak lain...

KARMA!!! bagian kedua

Secara diam-diam persekutuan bangsa-bangsa (PeBB) PaNipu dan BuNipu, mulai gusar dan gelisah, melihat tindak-tanduk suku Sabodohbodoh yang semakin bodoh dan korup, tidak mampu memberikan keuntungan seperti yang selama ini mereka harap-harapkan. Malah! bisnis mereka sebagiannya pun mulai tersendat-sendat, dikarenakan menurunnya daya beli masyarakat Pulau Deborahborah.

"Ck-ck-ck-ck, kalo begini terus kita bisa ikut-ikutan hancur nih BuNipu. Kelakuan mereka mulai seperti binatang buas didalam hutan rimba," kata PaNipu, jujur kepada BuNipu.

"Yah, namanya juga orang-orang gila pak, kita harus sabar. Begitu mereka terlihat memiliki gelagat untuk menggigit kita, kita terkam mereka!" jawab BuNipu, berusaha untuk tetap terlihat bijak, walau sebenarnya kesabaran di dalam hati mereka pun mulai habis.

Sementara suku Sabodohbodoh tidak menyadari akan masalah yang ada dihadapan mereka. Mereka masih terlihat asik dengan tindak-tanduk mereka yang sok diktator, sok kaya, sok yang paling hebat di atas Pulau Deborahborah. Mereka menebarkan teror kepelosok-pelosok negeri sambil mencari-cari mangsa yang lengah dan mudah terjebak oleh iming-iming mereka untuk ditipu atau dirampok kekayaannya. Mereka juga menebarkan fitnah dimana-mana demi mendukung kelancaran modus-modus operandi kriminalitas yang mereka jalankan.

Mereka tidak pernah mau peduli dan mengerti akan kesulitan-kesulitan yang tengah dihadapi oleh para sekutu-sekutu asing mereka, malah mereka bersikap agak jual mahal kepada bangsa PaNipu dan BuNipu, dengan harapan agar mereka lebih dihargai. Terkadang mereka terlihat agak seperti memeras dan menipu bangsa PaNipu dan BuNipu, hingga geramlah didalam hati PaNipu dan BuNipu yang merasa dibodohi oleh kebodohan yang tidak manusiawi.

Bangsa BuNipu akhirnya datang menemui bangsa PaNipu sambil setengah berteriak: "Ayo PaNipu, apa langsung kita gangbang aja tuh Sabodohbodoh, biar mereka tahu rasa dan belajar untuk sedikit menggunakan otaknya dalam bertindak, agar tidak menjadi senjata makan tuannya sendiri?!? Memangnya mereka pikir mereka itu siapa?!?"

"Ups, tenang dulu BuNipu, kita harus atur siasat dan menunggu timing yang paling tepat, biar abis kita gangbang, kita jadikan saja budak angkat, siapa tau masih ada gunanya..," berkata PaNipu seperti layaknya orang bijak.

"Baiklah, kita perbudak mereka dengan berbagai macam bentuk penghinaan. Kita jadikan senjata dalam melawan setiap musuh-musuh kita, hingga kita berhasil menguasai seluruh Pulau Deborahborah. TITIK!" tegas bangsa BuNipu dalam keputusan terakhir mereka.

Masih Bersambung...

Dan sekarang, sampai kisah ini ditulis, dilema kehidupan diatas Pulau Deborahborah masih terus berlanjut, ditengah-tengah kemiskinan yang melanda batin setiap penduduknya dalam menyongsong kehancurannya sendiri, diakibatkan kesombongan dan keserakahan yang didasari oleh kebodohan tingkat tinggi dari suku Sabodohbodoh dan bangsa PaNipu dan BuNipu. Tersisalah isak tangis dari suku Sakayakaya dan Samiskinmiskin, meratapi nasib mereka yang hanya bisa berharap dari kemurahan hati Tuhan yang sudi untuk menyelamatkan bangsa dan negara mereka dari kenistaan dunia. Sedangkan suku Sabodohbodoh dan bangsa PaNipu/BuNipu menjadi semakin kehilangan tingkat kesadaran manusiawi mereka, mereka semakin menggila (insanity) dan selalu berusaha merusak sistem-sistem baru kehidupan manusia yang lebih baik (yang dapat menjadi alasan bagi masyarakat Pulau Deborahborah untuk kembali BANGKIT -red) di setiap sepak-terjang mereka untuk bisa terus survive.

Dan untuk saat ini, polemik besar tengah berkecamuk serta mengancam kredibilitas sistem kepemerintahan bangsa-bangsa di dunia. Hal itu disebabkan karena upaya-upaya bodoh yang dikerjakan oleh para pemimpin dunia dalam usaha menutup-nutupi aib besar mereka terhadap bangsa Deborahborah. Yang karena hal itu juga secara perlahan namun pasti mengancam peradaban sosial-ekonomi-kesejahteraan bangsa-bangsa di dunia. -End--

Owh yach, sebenarnya rakyat Pulau Deborahborah bisa saja melakukan aksi kerusuhan masal, seperti yang pernah terjadi dimasa silam, namun mereka sadar bahwa resiko dari hal tersebut tidak akan dapat merubah nasib mereka, justru malah semakin memperburuk keadaan. Jadi, mereka tetap mengambil sikap untuk bersabar dalam mengharapkan pertolongan dari Tuhan mereka, yaitu Allah Subhanahu wa Ta'ala... :-D


Peace, Love with Music - Langit Biru Band

Tidak ada komentar:

Posting Komentar