Kamis, 18 Februari 2016

Oh, Petaniku... Oh, Peternakku

Bismillahirrahmanirrahiim....

Oh, petaniku... oh, peternakku... nasib mu kian tak menentu

Kau habiskan waktu dan keringat, tanpa bayaran yang full...

Dua baris kalimat diatas adalah penggalan syair tentang kisah para petani dan peternak, ditengah-tengah krisis perekonomian yang terjadi di Indonesia.

Profesi mereka yang selalu mununtut kerja keras serta modal usaha yang tidak sedikit, plus resiko-resiko kerugian yang sangat besar, tak pernah menjadikan mereka sejahtera. Keuntungan materi yang dapat mereka peroleh tak pernah sebanding dengan segala usaha dan jerih payah mereka, malah terkadang pas-pasan atau cendrung kurang.

Permasalahan-permasalahan yang harus mereka tanggung tak pernah diperdulikan oleh hati pemerintah, karena mereka hanyalah orang kecil... Yach tentu saja karena mereka orang-orang kecil! Padahal sumbangsih mereka terhadap bangsa dan negara ini begitu besar, merekalah para 'pahlawan bahan makanan pokok dan lauk pauk' di Indonesia. Tetapi nasib mereka, sungguh ...

Harga bibit yang berkualitas serta pupuk, masih terlalu mahal bagi sebagian besar petani di Indonesia. Ditambah lagi musim kemarau (paceklik) yang panjang dan tak menentu serta minimnya sistem perairan, semakin menambah deretan kesedihan-kesedihan di dalam dada mereka. Kerugian-kerugian yang harus mereka tanggung??? Huh, entah harus kepada siapa lagi mereka mengadu... Kemiskinan mereka tak membuat banyak orang menjadi perduli.

Tak jauh berbeda dengan nasib para peternak, mereka harus membeli pakan/makanan ternak yang terus membumbung naik, dan tak kunjung turun. Padahal resiko kematian dan penyakit pada hewan ternak itu relative tinggi loch. Apakah itu adil bagi mereka??? Tidak! apalagi kalo sampai keuntungan yang bisa mereka dapatkan tak mampu menutupi kebutuhan hidup mereka (para petani dan peternak) yang sudah cukup sederhana itu, Uuh, sungguh luar biasa apa yang harus mereka tanggung itu. Sampai kapan pemerintah mau menutup mata dengan fenomena seperti ini. Apakah tak ada lagi cadangan subsidi untuk mengurangi beban serta biaya usaha mereka (para petani dan peternak)??? Pak...

Apakah salah jika pemerintah sedikit lebih memperhatikan peningkatan kesejahteraan di sektor peternakan dan pertanian sebagai salah satu power bagi sistem perekonomian di Indonesia yang pada suatu saat nanti mungkin akan menjadi faktor utama yang memicu peningkatan kesejahteraan nasional, padahal potensi yang mereka miliki sangatlah besar. Ditambah lagi kalo dilihat, kita ini adalah negara dengan kemajuan teknologi yang sangat minim (tertinggal jauh oleh kebanyakan negara-negara maju dan berkembang), begitu arogan rasanya kalo harus mendiskriminasikan para petani dan peternak di posisi paling bawah dalam sistem pembangunan perekonomian.

Rata-rata tipikal perusahaan yang mampu bertahan dan terus berkembang di Indonesia dalam menghadapi era globalisasi seperti di saat ini memproduksi produk makanan dan minuman yang sebagian besarnya berasal dari hasil pertanian/perkebunan, peternakan dan alam, seperti teh, kopi, coklat, tembakau, cengkeh, kelapa, gandum, beras, jagung, ikan, daging sapi, ayam, dan masih banyak lagi. Belum lagi di tambah dengan potensi ekspor terhadap hasil-hasil pertanian/perkebunan serta peternakan yang memiliki kualitas produk yang tinggi. Jika saja di dukung dan di perhatikan dengan baik oleh pemerintah, tentu akan mampu meningkatkan kesejahteraan para petani dan peternak, dan sudah pasti akan meningkatkan pula pertumbuhan perekonomian bangsa di sektor-sektor yang lain.

Apalagi kalo ditinjau bahwa sektor pertanian dan peternakan adalah bentuk mata pencaharian yang sangat cocok dengan karakter bangsa kita yang gemar bekerja keras, berdosa (ironis) rasanya jika dikemudian hari ternyata kita harus kembali mempertimbangkan bahwa begitu berartinya potensi dari sektor-sektor tersebut bagi pertumbuhan perekonomian bangsa, dan baru menyadari bahwa langkah yang telah diambil (pemerintah) selama ini adalah salah.

Sehingga ketika kita harus mengakui bahwa begitu vitalnya sektor-sektor ini, yang kemudian memaksa kita untuk berlari secara tergopoh-gopoh guna mengejar ketertinggalan dalam memajukan sektor pertanian dan peternakan ini dari awal lagi dengan biaya yang besar lagi. Sungguh kelalaian yang sangat memprihatinkan.


Peace, Love with Music - Langit Biru Band

Tidak ada komentar:

Posting Komentar