Selasa, 16 Februari 2016

Berbuat Zhalim Lah Sebelum Kezhaliman Itu Di Larang

Bismillahirrahmanirrahiim....

Ironis... Yeah! sungguh ironis nasib orang-orang yang gemar berbuat kezhaliman. Why???

Problematika kehidupan yang datang silih berganti menghiasi setiap detik-detik kehidupan, adalah suatu fenomena manusiawi yang harus bisa kita terima sebagai manusia (bukannya binatang???). Tak bisa disangsikan lagi bahwa segala bentuk problematika itu bersumber dari manusia-manusia itu sendiri. Sekalipun ada banyak yang melemparkan kesalahan-kesalahan tersebut kepada Tuhan, tapi tetap saja jika kita pelajari dengan cermat, segala bentuk pengerusakan itu berasal dari tangan manusia, dan Tuhan selalu sabar dalam menjaga serta memperbaiki segala aspek penting sistem kehidupan manusia.

Sikap tamak, sombong (takabur), bodoh, sesat, zhalim yang ada di dalam diri manusia lah yang sepatutnya disalahkan. Karena dari situlah segala pengerusakan dimuka bumi bisa terjadi. Hingga ketika seluruh umat manusia sadar bahwa segalanya telah rusak dan tidak ditemukan jalan keluar dari segala permasalahan, mereka hanya bisa panik (terjebak didalam kesesatan), putus asa (berpikir bahwa dunia akan Kiamat), mengutuk-ngutuk Tuhan untuk sekedar lari dari kesalahan-kesalahan yang diperbuatnya sendiri.

Di saat kehidupan telah berada di ujung tanduk, akan banyak sekali orang-orang zhalim yang berbuat kerusakan-kerusakan dimuka bumi tanpa memikirkan efek negatifnya. Mereka (orang-orang zhalim) melakukan hal itu semua karena kehendak hawa nafsu serta keserakahan guna mengejar kehidupan dunia. Tak heran banyak orang-orang lemah/kecil yang harus terpaksa menanggung segala kerugian-kerugian. Adilkah kehidupan??? Sampai kapankah semua hal ini akan terus terjadi???

Ketidakadilan itu (secara umum) juga berasal dari sikap ketidakadilan manusia kepada Tuhan-nya, dalam menjalankan kewajibannya, beribadah hanya kepada-Nya, sehingga Tuhan marah dan membiarkan segala bentuk pengerusakan (yang dilakukan oleh orang-orang zhalim) itu terjadi. Satu sisi itu juga yang disebut dengan ujian dan proses penempaan yang sangat erat hubungannya dengan peningkatan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Serta juga bisa dibilang sebagai bentuk hisab (hukuman) yang harus dijalani oleh seluruh umat manusia yang beriman, sebagai bentuk penebusan dosa.

Oleh karena itu, manusia harus kembali kepada jalan yang lurus/terang/selamat (Islam), jika ingin segala bentuk ujian-ujian (dari Tuhan) itu dicabut. Dalam kehidupan secara individu maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Tak ada tawar menawar terhadap Tuhan, dan kehendak Tuhan itu bersifat mutlak (mustahil untuk ditolak).

Dilema Orang-Orang Zhalim

Hal-hal yang menyebabkan manusia terjebak kedalam kezhaliman adalah berasal dari bisikan-bisikan syaitan yang diikuti/didengar/diyakini oleh manusia (orang-orang yang kafir, musyrik, munafik, fasik). Tujuan utamanya agar mereka bisa masuk Neraka diakhirat kelak. Sub tujuannya bisa sangat bervariatif, pokoknya segala hal yang berhubungan dengan bentuk-bentuk kenikmatan duniawi yang semu.

Apalagi disaat keadaan yang sangat sulit seperti ini, kebodohan mereka untuk terus berada diatas kesesatan begitu memuncak, sehingga mereka nekad melakukan berbagai macam cara dan usaha tanpa mempertimbangkan baik/buruknya bagi kehidupan, serta efeknya terhadap kehidupan mereka yang kekal nantinya di Neraka.

Mereka berbuat kezhaliman dan pengerusakkan, seolah-olah itu adalah hal yang wajar dan harus dilakukan untuk bisa merasakan nikmatnya hidup. Mereka buta dan tuli terhadap kebenaran-kebenaran. Jadi sangat kecil sekali kemungkinannya bagi mereka untuk sadar/insyaf. Why??? itulah apa yang disebut dengan adzab Tuhan. Mereka dibuat terlena/mabuk didalam kesesatan (bisikan-bisikan syaitan) serta dalam keadaan tidak sadar, hingga mereka di binasakan oleh Tuhan.

Tuhan menciptakan mereka (para pembangkang) adalah sebagai petunjuk, pelajaran, ujian, bagi setiap hamba-hamba-Nya yang bertakwa (tawakal).

Tuhan itu Maha Adil, sehingga orang-orang yang zhalim tersebut juga Allah biarkan tinggal sementara, serta menikmati segala bentuk nikmat duniawi (Allah berikan rizki) sampai habis rizki yang menjadi hak mereka, atau telah penuh dosa-dosa yang mereka perbuat dan yang mampu mereka tanggung, sebagai bentuk penukaran yang adil terhadap Neraka (kehidupan abadi bagi orang-orang yang kafir, musyrik, munafik, fasik di akhirat).

Setiap manusia itu diberikan perhitungan terhadap kadar dosa yang mampu mereka tanggung, yang perhitungannya berbanding dengan kapasitas kemampuan mereka dalam menjalani kehidupan yang kekal di Neraka. Dari teori ini, juga dapat ditarik kesimpulan yang bersifat 'kira-kira' dalam mengukur kadar hidup/umur orang-orang kafir di dunia.


Orang-orang berdosa yang memiliki jabatan/kedudukan duniawi yang tinggi memiliki kadar penampungan dosa yang lebih besar ketimbang para pendosa berkedudukan rendah, yang tentu saja juga akan berpengaruh terhadap level adzab di Neraka yang harus mereka jalani kelak. Maka tidak heran jika ada pemimpin-pemimpin Neraka yang berumur lebih panjang dari pada anak-anak buahnya di dunia. Tapi jangan salah itu bukan kemuliaan, melainkan kehinaan yang teramat sangat fatal dan menyakitkan.

Tingkat kezhaliman orang-orang kafir di duniapun bisa dijadikan indikator perbandingan terhadap level adzab yang akan mereka tanggung di Neraka. Cuz orang-orang yang memperoleh Neraka diakhirat akan memperoleh kehidupan neraka di dunia juga, sekalipun mereka berusaha untuk mengelak serta memanipulasinya. Sehingga dari teori ini dapat ditemukan dasar pertimbangan, kenapa orang-orang kafir itu begitu tega melakukan perbuatan zhalim.

Yups, menurut penelitian yang saya cermati (ketika saya tengah melakukan riset psikologis pasar dalam strategi pemasaran produk, saya menemukan fenomena-fenomena unik dari orang-orang kafir/zhalim); Bahwa kezhaliman mereka itu mungkin saja disebabkan karena insting mereka (yang secara tidak sadar atau terekam dari alam bawah sadar mereka atau seperti teori deja vu) yang berasal dan ikut terbawa dari memori kehidupan yang harus mereka jalani kelak (di kehidupan akhirat/Neraka), sehingga mempengaruhi kondisi psikologis mereka semasa hidup di dunia, dan menyebabkan mereka selalu merasa dendam terhadap manusia-manusia lainnya (yang non muslim dan terutama terhadap muslim). Walaupun memang ada juga karena alasan-alasan lain, seperti keinginan untuk memperoleh kekuasaan dan lain sebagainya.

Kalau seandainya benar bahwa 'sindrome deja vu from the hell' (seperti yang saya gambarkan diatas), yang dirasakan oleh si kafir/ si zhalim, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa mereka memiliki sifat sangat keras kepala, pemarah, kebal nasehat, kebal hukum disamping sifat-sifat yang dimiliki oleh syaitan (baca: musuh bebuyutan manusia yang dengan keji melakukan segala tipu muslihat untuk menyesatkan manusia).

Tapi sebagai seorang muslim sudah tidak selayaknya untuk takut, selama kamu tidak melakukan tindakan-tindakan yang zhalim dan merusak. Karena kaum muslimin adalah orang-orang yang Allah ridhai sebagai khalifah sesungguhnya di muka bumi, yang disayang serta dimanja oleh Allah dengan kasih sayang-Nya yang teramat besar. Dan mustahil bagi orang-orang kafir untuk bisa menzhalimi hamba-hamba Allah kecuali/tanpa izin dari Allah, paling sekedar hisab (penebusan dosa, yang bagi orang kafir teori hisabnya adalah penebusan pahala) atau ujian untuk menempa seorang muslim guna mencapai level derajat yang lebih tinggi lagi di mata Tuhan-nya.

Jadi sering-seringlah bagi seorang muslim dimanapun dan kapanpun dia berada untuk senantiasa memohon pertolongan serta perlindungan hanya kepada Allah dengan ketundukan dan kepatuhan yang tinggi.

Dan bagi orang-orang kafir/musyrik/munafik/fasik yang ingin mengurangi penyiksaan-penyiksaan yang bersifat psikologis yang disebabkan karena sindrome deja vu from the hell ini, satu-satunya jalan adalah dengan bertaubat (menjadi muslim) serta memohon pengampunan kepada Tuhan, karena hanya Dia lah yang menjadi Hakim di akhirat kelak.

Note: Artikel saya ini bersifat 'Wallahu a'lam' jadi belum cukup kuat untuk dijadikan hujah (alasan/bantahan), tapi mungkin bisa dijadikan bahan perenungan yang bermanfaat bagi keimanan dan ketakwaan kita sebagai seorang muslim.


Peace, Love with Music - Langit Biru Band

Tidak ada komentar:

Posting Komentar