Sabtu, 16 April 2016

Suka Duka Menjadi Bangsa Yang Dimusnahkan

Bismillahirrahmanirrahiim...

Menyikapi fenomena dimana suatu bangsa yang keras kepala, yang lebih memilih kesenangan-kesenangan yang bersifat fana (sesaat), sekalipun hal itu mengundang adzab yang sangat pedih... Sebuah gambaran ironisme suatu bangsa yang telah cukup lama hidup menderita, sehingga menjadikan mereka kehilangan akal sehat mereka dalam berpikir (dibutakan oleh Allah dari petunjuk-Nya yang haq).

Baiklah! saya akan mencoba membantu mereka dengan membeberkan ringkasan informasi perihal suka duka bangsa-bangsa yang dimusnahkan, agar bisa menjadi inspirasi bagi mereka dalam memilih jalan hidup mereka masing-masing.


1. Kebinasaan Kaum Nabi Nuh 'Alaihi Salam (3000 - 2000 SM)

Nabi Nuh 'Alaihi salam diutus untuk mengingatkan umatnya yang telah lalai terhadap segala bentuk perintah dan larangan Allah serta menyekutukan-Nya (musyrik). Meskipun Nabi Nuh telah menasehati umatnya berkali-kali dengan penuh kesabaran untuk mentaati perintah Allah serta mengingatkan akan murka Allah, mereka masih saja menolak dan terus menyekutukan Allah.

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya. Lalu ia berkata: 'Hai kaumku, sembahlah oleh kamu Allah, (karena) sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?' Maka pemuka-pemuka orang yang kafir di antara kaumnya menjawab: 'Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, yang bermaksud hendak menjadi seorang yang lebih tinggi dari kamu. Dan kalau Allah menghendaki, tentu Dia mengutus beberapa orang malaikat. Belum pernah kami mendengar seruan (seruan yang seperti) ini pada masa nenek moyang kami yang dahulu. Ia tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang berpenyakit gila, maka tunggulah (sabarlah) terhadapnya sampai suatu waktu.' Nuh berdoa, 'Ya Tuhanku, tolonglah aku karena mereka mendustakanku.'" (Al-Mukminun [23]: 23-26)

Suka: Membangkang dari ayat-ayat Allah (munafik dan fasik) dan menyekutukan-Nya; Mengerjakan perbuatan-perbuatan maksiat/dosa; Menolak nasihat serta risalah Nabi Nuh 'Alaihi salam agar menyembah hanya kepada Allah; Bersikap sombong dan zhalim terhadap Nabi Nuh dan para pengikutnya; Mendustakan kenabian Nuh 'Alaihi salam dengan meminta diturunkan adzab; Menghina dan mencerca Nabi Nuh 'Alaihi salam sebagai orang gila, dikarenakan Nabi Nuh beserta para pengikutnya mengikuti apa yang menjadi perintah Allah untuk membangun sebuah bahtera (perahu) yang sangat besar diatas daratan; dlsb.

Pertolongan Allah: Allah memerintahkan Nabi Nuh 'Alaihi salam untuk membuat sebuah perahu besar dengan pengawasan serta petunjuk dari-Nya dan untuk tidak berbicara kepada Allah mengenai perihal orang-orang yang zhalim sampai turunnya adzab, serta memerintahkan agar seluruh keluarga dan para pengikut Nabi Nuh yang tetap berada didalam keimanan untuk naik kedalam perahu tersebut beserta beragam species binatang secara berpasang-pasangan.

Duka: Ditenggelamkan bersama air dan aliran yang sangat deras (banjir dahsyat), yang muncul dan menyembur dari dalam tanah hingga membentuk badai taufan, yang dibarengi dengan hujan dan guntur yang sangat lebat. Ketinggian banjir bah tersebut hampir menenggelamkan seluruh daratan dan gunung-gunung. Anak laki-laki Nabi Nuh pun ikut tenggelam sekalipun ia telah berusaha mengungsi kesebuah gunung terdekat.

"Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air maka bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditetapkan. Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku." (Al-Qamar [54]: 11-13)

"Kemudian sesudah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal." (Asy-Syu'araa [26]: 120)

Lokasi: Daratan Mesopotamia diduga kuat sebagai lokasi di mana banjir masa Nabi Nuh terjadi. Wilayah ini diketahui sebagai tempat bagi peradaban tertua dalam sejarah. Lagi pula, dengan posisinya yang berada di antara sungai Tigris dan Eufrat, tempat ini sangat memungkinkan untuk terjadinya sebuah banjir yang besar. Di antara fakor penyebab terjadinya banjir kemungkinan adalah bahwa kedua sungai ini airnya meluap dan membanjiri wilayah tersebut.

Temuan Arkeologi: Berdasarkan hasil penggalian yang dikerjakan oleh Leonard Woolley dari The British Museum (1922-1934), jauh dibawah permukaan lapisan tanah di kota Ur (salah satu kota penting di Mesopotamia) ditemukan lapisan dasar (ground) dengan wujud pasir murni, lumpur dan kemudian tanah liat, dimana diatas lapisan tersebut ditemukan sebuah peradaban yang lebih maju, sedangkan dibawah lapisan tersebut ditemukan sisa-sisa peradaban yang diperkirakan berasal dari zaman batu. Deposit tanah liat yang besar membuktikan bahwa pernah terjadi banjir besar yang menutupi seluruh wilayah Mesopotamia pada tahun 2900-3000 SM dan membinasakan peradaban Sumeria Kuno serta sempat menunda tumbuhnya perkembangan peradaban manusia di wilayah tersebut.

2. Kebinasaan Kaum Nabi Luth 'Alaihi Salam (Awal 2000 SM)

Nabi Luth 'Alaihi salam diutus oleh Allah sebagai pembawa risalah kepada suatu kaum dikota Sodom, yang sebagaimana diriwayatkan dalam Al-Qur'an, mereka gemar mengerjakan perbuatan menyimpang (homo seksual). Dikala Nabi Luth 'Alaihi salam menyerukan kepada mereka untuk menghentikan penyimpangan tersebut, diserukan kepada mereka peringatan dari Allah, maka mereka mengingkarinya, menolak kenabian Luth dan meneruskan penyimpangan perilaku mereka yang keji.

"Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: 'Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (didunia ini) sebelummu?' Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melampiaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.' Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: 'Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri.'" (Al-A'raaf [7]: 80-82)

Lokasi: Lembah Siddim (dimana kota Sodom dan Gomorah berada).

Suka: Gemar melakukan perilaku seks yang menyimpang (homo seksual); Mendustakan kenabian serta ancaman-ancaman Nabi Luth; Suka berbuat zhalim kepada setiap tamu laki-laki yang datang; Menyamun dan membuat makar keji; Takabur dengan meminta diturunkan adzab Allah; dlsb.

Pertolongan Allah: Melalui dua utusan (malaikat), Nabi Luth beserta keluarga dan para pengikutnya diperintahkan untuk melakukan perjalanan diakhir malam, meninggalkan kota Sodom, karena Allah akan mengadzab mereka (orang-orang zhalim) di waktu Shubuh.

Duka: Dijungkirbalikkan oleh gempa bumi yang teramat dahsyat diwaktu ketika matahari akan terbit (Shubuh), disertai hujan batu dari tanah yang terbakar (gunung meletus) secara bertubi-tubi sehingga meluluhlantakhkan serta membinasakan seluruh kaum Nabi Luth dalam sekejap.

"Luth berkata: 'Seandainya aku ada mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu akan aku lakukan).' Para utusan (malaikat) berkata: 'Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun diantara kamu yang tertinggal, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa adzab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya adzab kepada mereka ialah diwaktu Shubuh; bukankah Shubuh itu sudah dekat?'" (Huud [11]: 80-81)

Temuan Arkeologi: Berdasarkan penelitian arkeologi dan geologi, peneliti terkenal Jerman, Werner Keller mencatat: "Jejak-jejak dari Danau Luth akan nampak kentara, jika seseorang bersampan melintasi Danau Luth ke titik paling Utara dan sang surya sedang bersinar tepat diarahnya, maka ia akan melihat sesuatu yang menakjubkan. Dari kejauhan pantai akan nampak secara jelas dibawah permukaan air segaris bentuk hutan yang secara luarbiasa diawetkan oleh kandungan garam yang tinggi dari Laut Mati. Batang pepohonan dan akar-akaran didalam kilauan air yang hijau nampaklah sangat kuno. Lembah Siddim dimana pepohonan ini dahulu daunnya pernah bermekaran menutupi batang dan rantingnya adalah merupakan salah satu lokasi yang paling indah didaerah ini."

Keller juga menulis: "Bersamaan dengan dasar dari retakan yang lebar ini yang terjadi secara seksama di daerah ini (diperkirakan terjadi pada 1800 SM), Lembah Siddim (termasuk Sodom dan Gomorah), terjerumus secara seketika dalam waktu satu hari ke dalam jurang yang sangat dalam. Kehancuran tersebut terjadi melalui sebuah peristiwa gempa bumi hebat yang mungkin disertai dengan letusan, petir dan keluarnya gas alam serta terjadinya lautan api yang dahsyat. Subsidence (surutnya arus banjir) mengeluarkan/membangkitkan tenaga vulkanik yang telah tertidur begitu lama di sepanjang patahan yang panjang. Di lembah yang tinggi di Jordania dekat Bashan masih terdapat kawah yang menggelegak dari gunung api yang sudah mati, lava yang melebar dan batuan basalt dalam yang telah terkumpul di dalam permukaan batu lapis."

Lembaga Geografi Nasional Amerika Serikat (National Geographic) pada Desember 1957, menyatakan sebagai berikut: "Gunung Sodom, merupakan tanah gersang dan tandus muncul secara mendadak diatas Laut Mati. Tidak ada seorangpun yang pernah menemukan kota Sodom dan Gomorah yang dihancurkan, namun para ilmuwan percaya bahwa kota ini dahulunya berada di lembah Siddim yang terletak melintang disepanjang tepian tebing jurang terjal ini. Kemungkinan air bah dari Laut Mati yang menelan mereka yang disertai dengan gempa bumi."

3. Kebinasaan Kaum Pompei

Kota Pompeii dikenal dengan legalnya praktek portitusi yang sampai pada tingkat tertentu tidak diketahui lagi mana rumah pelacuran dan mana yang bukan. Tiruan alat kelamin dalam ukuran aslinya digantung di depan pintu rumah pelacuran. Menurut tradisi yang berakar dari kepercayaan Mithraic, organ seksual dan persetubuhan tidaklah seharusnya disembunyikan namun dipertontonkan secara terang-terangan.

"Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuatnya sumpah; sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain). Tatkala datang kepada mereka pemberi peringatan, maka kedatangannya itu tidak menambah kepada mereka, kecuali jauhnya mereka dari (kebenaran), karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. Rencana itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-natikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah." (Faathir [35]: 42-43)

Lokasi: Kota Pompeii, Romawi, Italy.

Suka: Bersikap sombong dan takabur; Gemar berzina dan melakukan perbuatan seks menyimpang (homo seksual); Gemar membuat pesta dan berfoya-foya; dlsb.

Duka: Dibinasakan secara mendadak disebabkan oleh lava dan debu letusan besar gunung api Vesuvius pada dua ribu tahun yang lalu, tanpa ada seorangpun yang selamat.

Temuan Arkeologi: Berdasarkan penggalian di Pompeii ditemukan banyak jasad manusia yang telah membatu diakibatkan terkena semburan debu vulkanik. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa bencana yang terjadi sangatlah tiba-tiba sehingga segala sesuatunya terperangkap sebagaimana dalam kehidupan mereka sehari-hari dan sampai sekarang sama seperti yang terjadi dua ribu tahun yang lalu, seolah-olah waktu telah dibekukan.

4. Kaum 'Aad dan Kota Ubar, "Atlantis di Padang Pasir" (1300 - ? SM)

Nabi Hud 'Alaihi salam diutus kepada kaum 'Aad untuk memerintahkan kepada kaumnya, sebagaimana yang telah dikerjakan oleh para nabi, untuk beriman kepada Allah tanpa menyekutukan-Nya dan mematuhinya. Orang-orang malah menanggapinya dengan rasa permusuhan, menuduhnya sebagai orang yang kurangajar, penuh dengan kebohongan dan berusaha untuk mengubah sistem yang telah berlangsung sejak para pendahulu mereka.

Lokasi: Kota Ubar (Atlantis di Padang Pasir) atau Iram seperti yang diberitakan oleh Al-Qur'an, di Yaman Selatan (saat ini).

Peradaban: Peradaban yang dibangun oleh orang-orang 'Aad pada waktu itu tergolong sangat tinggi (maju). Mereka suka membangun tanda-tanda/monumen disetiap tempat yang tinggi, dan suka membangun gedung-gedung yang indah (benteng dan istana) dengan harapan mereka akan hidup (kekal) didalamnya.

Suka: Gemar mengerjakan kerusakan/kejahatan dan berkelakuan brutal (takabur) dikarenakan kekuatan yang Allah berikan kepada mereka; Menyembah berhala-berhala (musyrik), dan menganggap bahwa sebagian dari sembahan mereka telah menimpakan penyakit gila kepada Nabi Hud 'Alaihi salam; Mendustakan Nabi dan berkata bahwa sekali-kali mereka tidak akan di adzab; Suka melakukan penyiksaan secara kejam dan bengis; dlsb.

Duka: Dibinasakan oleh angin badai gurun yang sangat dingin dan hebat, yang berlangsung selama tujuh malam delapan hari, serta menghancurkan seluruh kaum 'Aad tanpa tersisa dan mengubur habis kota mereka dengan berton-ton pasir gurun. Selalu diikuti dengan kutukan (kesialan), di dunia dan di Hari Kiamat.

"Adapun kaum 'Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum 'Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka kamu tidak melihat seorangpun yang tinggal diantara mereka." (Al-Haaqqah [69]: 6-8)

"Maka tatkala mereka melihat adzab itu berupa awan yang menuju kelembah-lembah mereka. Berkatalah mereka: 'Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami. (Bukan!) bahkan itulah adzab yang kamu minta supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung adzab yang pedih." (Al-Ahqaf [46]: 24)

Temuan Arkeologi: Menurut penulis sekaligus peneliti berkebangsaan Inggris, Bertram Thomas menyebutkan bahwa kaum 'Aad adalah kaum yang beruntung. Keberuntungan mereka adalah berkaitan dengan letak mereka yang strategis -bertindak selaku perantara dalam perdagangan rempah-rempah antara India dengan tempat-tempat di sebelah Utara semenanjung Arab. Di samping itu orang-orang yang berdiam di daerah ini menghasilkan dan mendistribusikan "frankincense" sebuah aroma wangi-wangian dari getah/damar sejenis pohon langka yang menjadi barang yang sangat penting dalam masyarakat kuno, tanaman ini digunakan sebagai dupa (asap wangi) dalam bebagai acara religi/keagamaan. Pada saat itu, tanaman tesebut setidaknya sama berharganya seperti emas.

Nicholas Clapp, seorang arkeolog amatir berhasil menemukan kota legendaris (Ubar) yang disebutkan didalam Al-Qur'an (pada tahun 1990-an). Berdasarkan buku roman yang berjudul "Arabia Felix" yang ditulis oleh Thomas, peta tua dan foto pencitraan satelit yang diambil oleh NASA, akhirnya sisa-sisa reruntuhan kota tersebut mulai diangkat. Ditemukan bagunan-bangunan berupa pilar-pilar tinggi (menara) kota Iram, kemudian beragam karya seni dan monumen dari peradaban yang tinggi.

Catatan sejarah mengungkapkan bahwa daerah-daerah yang sekarang berubah menjadi gurun pasir, pada suatu ketika, pernah sangat produktif /subur dan merupakan tanah yang menghijau. Sekitar ribuan tahun yang lampau sebagian besar tempat tersebut diliputi oleh kawasan yang menghijau dan mata air, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an. Orang-orang yang berada di kawasan tersebut memanfaatkan anugerah tersebut. Hutan-hutan tersebut melunakkan kekerasan iklim daerah tersebut dan membuatnya lebih bisa dihuni. Padang pasir memang ada, namun tidak seluas seperti yang ada saat ini. Citra satelit juga mengungkapkan sebuah sistem air kuno yang luas dan bendungan yang digunakan dalam pengairan disekitar Ramlat as Sab'atayan, diperkirakan mampu menghidupi sekitar 200.000 orang di kota-kota yang berdekatan.

5. Kebinasaan Kaum Tsamud (800 - ? SM)

Nabi Shalih 'Alaihi salam ialah seorang nabi yang diutus untuk memperingatkan kaum Tsamud. Kaumnya yang pada awalnya tidak mengharapkan ia akan mengumumkan agama yang benar, merasa terkejut atas seruannya untuk meninggalkan penyimpangan-penyimpangan mereka. Reaksi pertama yang dilakukan oleh kaum Tsamud adalah dengan menghujat dan mengutuknya.

"Kaum Tsamud pun telah mendustakan ancaman-ancaman (itu). Maka mereka berkata: 'Bagaimana kita akan mengikuti saja seorang manusia (biasa) diantara kita? Sesungguhnya kalau kita begitu, benar-benar berada dalam keadaan sesat dan gila.' Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya diantara kita? Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong. Kelak mereka akan mengetahui siapakah yang sebenarnya amat pendusta lagi sombong." (Al-Qamar [54]: 23-26)

Lokasi: Al Hijr.

Peradaban: Orang-orang dari kaum Tsamud pada masa itu telah mampu membuat bangunan untuk tempat tinggal mereka dengan cara memahat gunung-gunung dan Allah telah menganugerahi kepada mereka beragam bentuk kenikmatan duniawi, seperti kebun-kebun yang subur dan mata air yang menghidupkan tanaman-tanaman dan pohon kurma yang subur.

Suka: Mendustakan agama yang dibawa oleh Nabi Shalih 'Alaihi salam, serta melakukan penyembahan-penyembahan (kepada selain Allah) seperti yang dikerjakan oleh para pendahulu mereka; Memusuhi dan berusaha menghalang-halangi Nabi Shalih beserta kaum yang telah beriman dalam menyampaikan risalah (kebenaran) dari Allah; Mengingkari bukti-bukti (mukjizat) kebesaran Allah; Merencanakan suatu makar keji untuk membunuh Nabi Shalih 'Alaihi salam; Menimbulkan banyak kerusakan dan kezhaliman; dlsb.

"Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri diantara kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka: 'Tahukah kamu bahwa Shalih di utus (menjadi rasul) oleh Tuhannya?' Mereka menjawab: 'Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu yang Shalih diutus untuk menyampaikannya.' Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: 'Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu.'" (Al-A'raaf [7]: 75-76)

Duka: Dibinasakan oleh Allah dengan gempa bumi yang dahsyat yang menghancurkan setiap bangunan ketika orang-orang Tsamud tengah berada didalamnya dalam sekejap (hanya dengan satu suara yang mengguntur).

"Dia (Nabi Shalih 'Alaihi salam) berkata: 'Hai kaumku mengapa kamu minta disegerakan keburukan sebelum (kamu minta) kebaikan? Hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat.' Mereka menjawab: 'Kami mendapat nasib yang malang, disebabkan kamu dan orang-orang yang bersama kamu.' Shalih berkata: 'Nasibmu ada pada sisi Allah (bukan kami yang menjadi sebab), tetapi kamu yang diuji.' Dan adalah di kota itu sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan. Mereka berkata: 'Bersumpahlah kamu dengan nama Allah, bahwa kita sungguh-sungguh akan menyerangnya dengan tiba-tiba bersama keluarganya dimalam hari, kemudian kita katakan kepada warisnya (bahwa) kita tidak menyaksikan kematian keluarganya itu, dan sesungguhnya kita adalah orang-orang yang benar.' Dan merekapun merencanakan makar dengan sesungguh-sungguhnya dan Kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyadari." (An-Naml [27]: 46-50)

Temuan Arkeologi: Sejak duaribu tahun yang lampau telah diketahui bahwa, kaum Tsamud telah mendirikan sebuah kerajaan bersama bangsa Arab yang lain yaitu Nabataeans. Saat ini di Lembah Rum yang juga disebut dengan Lembah Petra di Jordania dapat dilihat bahwa berbagai contoh karya pahat batu yang terbaik dari kaum ini. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an yang menyebutkan bagaimana kemahiran/keunggulan kaum Tsamud dalam pertukangan.

6. Kebinasaan Fir'aun dan Para Pengikutnya (1300 SM)

Beberapa orang telah datang sebelumnya kepada bangsa Mesir Kuno dengan mengumumkan risalah untuk menyembah hanya kepada Allah, namun kaum Fir'aun selalu kembali kepada kepercayaan mereka yang sesat. Sampai akhirnya, Nabi Musa 'Alaihi salam diutus oleh Allah sebagai pembawa pesan (rasul) bagi mereka, dengan dua alasan, karena mereka telah mengambil sebuah sistem penuh kepalsuan yang bertentangan dengan agama sejati dan juga karena mereka telah memperbudak Bani Israel. Nabi Musa diperintahkan bukan hanya untuk mengajak bangsa Mesir Kuno kepada agama yang haq, melainkan juga untuk menyelamatkan Bani Israel dari perbudakan dan menunjukkan kepada mereka jalan yang benar.

Lokasi: Mesir, Afrika.

Peradaban: Peradaban bangsa Mesir Kuno tergolong sangat maju pada masanya. Memiliki tatanan sosial politik yang terorganisir dengan baik dan tentara yang kuat. Sistem perairan dan perdagangan memanfaatkan aliran Sungai Nil yang melintasi negara mereka. Tapi, karena bentuk sungai Nil yang sempit dan memanjang, maka tidak memungkinkan unit-unit kependudukan yang berada disekitar sungai untuk terlalu mengembangkan wilayahnya. Itulah yang menyebabkan bangsa Mesir Kuno lebih memilih untuk membentuk sebuah peradaban yang terdiri dari kota-kota kecil dan perkampungan, ketimbang kota besar. Faktor inilah yang memperkuat dominasi Pharaoh atas masyarakatnya.

Pharaoh diterima oleh masyarakat Mesir Kuno sebagai perwujudan dari Dewa Horus (Dewi Isis) anak Dewa Osiris dalam kepercayaan masyarakat Mesir Kuno yang Politheistik dan menyimpang. Sistem administrasi wilayah Mesir Kuno, pembagian mereka, pendapatan mereka, singkatnya, seluruh pertanian, jasa dan produksi dalam batas-batas wilayah negara dikelola dalam kekuasaan Pharaoh. Keadaan alam Mesir yang dikelilingi oleh gurun pasir, pegunungan dan lautan disemua sisi adalah faktor alam yang melindungi negeri Mesir terhadap serangan dari luar.

Sejak masa kepemerintahan raja Chufu, Chepren, dan Menkaure, muncul kebudayaan untuk mengawetkan mayat dengan cara dibalsem (Mumi). Upaya mengawetkan mayat itu didasarkan pada keyakinan bahwa orang akan hidup terus selama jasadnya masih utuh. Mumi tersebut dimakamkan di mastaba yang berupa makam yang berundak-undak (Pyramida), yang dihampir setiap pyramida selalu terdapat patung singa berkepala manusia yang disebut Sphinx. Didalam pyramida, selain terdapat mayat-mayat para Fir'aun, juga disimpan berbagai macam harta kekayaan raja itu sebagai simbol kebesaran dan keagungan raja itu.

Agama: Agama yang dianut oleh bangsa Mesir Kuno berbentuk politheisme, yaitu kepercayaan kepada banyak tuhan, dan tuhan ini biasanya digambarkan memiliki kepala binatang dengan tubuh manusia. Kehidupan setelah mati merupakan bagian terpenting dalam kepercayaan bangsa Mesir Kuno. Mereka percaya bahwa roh akan terus hidup selama jasadnya masih utuh. Sesuai dengan hal ini roh-roh dari orang mati dibawa oleh malaikat-malaikat kepada tuhan sebagai hakim (Dewa Osiris) dan 4 saksi hakim lainnya, sebuah skala derajat tersusun dipertengahan dan jantung dari ruh/jiwa ditimbang dalam skala ini. Bagi mereka yang mati dengan timbangan kebaikan lebih banyak, hidup dalam keadaan penuh dengan keindahan dan hidup dalam kebahagiaan. Bagi mereka yang timbangannya lebih berat dengan kejahatan dikirim ke satu tempat dimana mereka mendapatkan siksaan yang berat. Disana mereka disiksa dalam keabadian oleh sebuah makhluk aneh yang disebut dengan "Pemakan Kematian" (Dewa Anubis).

Fir'aun-fir'aun Mesir pada umumnya bersifat brutal, menindas, suka berperang dan orang-orang yang bengis. Secara umum mereka mengadopsi agama politheisme Mesir dan mendewa-dewakan diri mereka sendiri melalui agama ini. Namun terdapat seorang Fir'aun dalam sejarah Mesir kuno yang sangat-sangat berbeda dengan yang lainnya. Fir'aun ini mempertahankan kepercayan terhadap Sang Pencipta Yang Tunggal dan karenanya ia mendapatkan perlawanan yang sangat kuat dari para pendeta Amon, yangmana mereka itu mendapatkan keuntungan dari agama politheisme dan dengan beberapa prajurit yang membantu mereka, sehingga akhirnya Fir'aun itu terbunuh. Fir'aun ini adalah Amenhotep IV yang mulai berkuasa di abad XIV SM.

Baginya hanya satu Tuhan yang perkasa yaitu Aton, yang disembahnya dan yang diejawantahkannya dalam bentuk matahari. Ia menyebut dirinya setelah tuhannya, sebagai Akhenaton, dan ia memindahkan istananya menjauh dari jangkauan para pendeta dari tuhan-tuhan yang lain ke suatu tempat yang sekarang disebut dengan El-Amarna. Menurut Amenhotep IV, Aton adalah "Pencipta dari syurga dan dunia", penyamaan nama sebutannya untuk Allah.

Suka: Mendirikan sistem kekafiran, dimana Fir'aun (Pharaoh) sebagai penguasa tertinggi (absolut) yang juga menganggap dirinya sebagai tuhan; Bersifat congkak dan angkuh dengan kebanggaan diri, suka mengutuk dan berperang, berperilaku bengis; Gemar mengerjakan ilmu sihir (syirik) dan membuat makar-makar keji demi meraih segala yang mereka inginkan; Menjadikan penduduknya berpecah-belah dengan menindas segolongan dari mereka, berbuat kerusakan dengan menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka; Mandustakan bukti-bukti kenabian (mukjizat) Nabi Musa 'Alaihi salam dan saudaranya Nabi Harun 'Alaihi salam; Menyesatkan manusia menggunakan harta dan kekuasaan dan menyangka mereka tidak akan kembali kepada Tuhannya; dlsb.

Duka: Pertama-tama mereka diberikan masa kekeringan yang panjang dan kelangkaan panen (kekurangan buah-buahan). Namun mereka tidak juga sadar akan peringatan dari Allah, malah menuduh bahwa itu merupakan bentuk kesialan yang dibawa oleh Nabi Musa dan bani Israil. Oleh karena itu Allah menjadikan aliran air sungai Nil berwarna merah (darah) dan beracun, sehingga membunuh ikan-ikan yang menjadi nutrisi terpenting bagi bangsa Mesir Kuno. Tanpa adanya ikan pemangsa, maka katak-katakpun dapat berkembangbiak dengan sangat cepat baik dikolam-kolam maupun di sungai Nil sehingga terjadilah kelebihan populasi katak di sungai, akhirnya berpindah hewan yang beracun dan lingkungan yang telah membusuk ini ke daratan, disini merekapun mati dan membusuk bersama dengan ikan-ikan. Sungai Nil dan tanah yang berdekatan dengannya menjadi membusuk dan airnya berbahaya untuk diminum maupun digunakan untuk mandi. Terlebih lagi punahnya spesies katak menyebabkan berbagai jenis serangga seperti belalang, caplak dan kutu berkembangbiak secara besar-besaran. Sampai pada akhirnya mereka meminta pertolongan Nabi Musa 'Alaihi salam untuk menyelamatkan mereka dari bencana tersebut. Namun, tetap saja, begitu Allah menghilangkan (kemungkinan melalui perantara angin taufan) adzab itu dari mereka hingga batas waktu tertentu, tiba-tiba merekapun mengingkarinya dan menuduh Nabi Musa sebagai seorang yang kesurupan/gila dan pendusta.

"Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa." (Al-A'raaf [7]: 133)

Ditenggelamkan kedasar lautan bersama segala kesombongannya dan Allah awetkan jasad Fir'aun supaya dijadikan pelajaran bagi generasi manusia berikutnya.

"Apakah sekarang (kamu baru percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesunguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuatan Kami." (Yunus [10]: 91-92)

Pertolongan Allah: Allah memberi petunjuk kepada ibunda Nabi Musa 'Alaihi salam agar menghanyutkan bayinya ke sungai Nil, untuk dipelihara oleh keluarga kerajaan Fir'aun. Dan berkat pertolongan Allah juga, ibunda Nabi Musa dibawa keistana Fir'aun sebagai ibu asuh (susuan) Nabi Musa 'Alaihi salam.

Memberikan kepada Nabi Musa 'Alaihi salam bukti-bukti kenabian berupa mukjizat yang nyata, yaitu telapak tangannya yang bercahaya dan tongkatnya yang bisa berubah menjadi ular serta membelah lautan.

Memerintahkan Nabi Musa 'Alaihi salam beserta bani Israil untuk melakukan perjalanan pada malam hari, meninggalkan negeri Mesir. Dan ketika pasukan Fir'aun hampir berhasil menyusul Nabi Musa dan bani Israil, Allah memerintahkan Nabi Musa untuk memukulkan tongkatnya kelautan sehingga terbelahlah lautan dan Nabi Musa berhasil menyelamatkan Bani Israil dengan menyeberangi laut tersebut. Sedangkan Fir'aun beserta para tentaranya, Allah tenggelamkan kedasar lautan (menurut pendapat kebanyakan: Laut Merah).

7. Kaum Saba dan Banjir Arim

Kaum Saba adalah satu diantara empat peradaban besar yang hidup di Arabia Selatan. Kaum ini diperkirakan hidup sekitar sekitar 1000-750 SM dan hancur sekitar 550 M setelah melalui penyerangan selama dua abad dari Persia dan Arab.

"Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan): 'Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.'" (Saba' [34]: 15)

Lokasi: Negeri Saba (Yaman Selatan), ibukotanya ialah Ma'rib.

Peradaban: Kaum Saba mulai mencatat kegiatan pemerintahannya sekitar 600 SM, inilah sebabnya tidak terdapat catatan mereka sebelum tahun tersebut. Sumber-sumber sejarah yang menceritakan tentang Saba biasanya mengatakan bahwa Saba memiliki sebuah kebudayaan seperti Phoenician, khususnya terlibat dalam kegiatan perdagangan. Menurut sumber ini, kaum Saba memiliki dan mengatur sejumlah jalur perdagangan yang melintasi Arabia Selatan. Biasanya orang-orang Saba menjual daganganya ke Mediterania dan Gaza, demikian juga melintasi Arabia Selatan, di mana mereka telah mendapatkan izin dari raja Sargon II penguasa dari seluruh wilayah (kerajaan Assyiria) atau dengan membayar sejumlah tertentu pajak kepadanya.

Bendungan Ma'rib yang merupakan salah satu monumen terpenting dari kaum ini, adalah merupakan indikasi penting yang menunjukkan tingkatan teknologi yang telah diraih oleh kaum Saba. Mereka benar-benar mencapai tingkat kemakmuran yang sangat tinggi. Ibukotanya yaitu Ma'rib, adalah salah satu kota termodern saat itu. Penulis Yunani bernama Pliny yang telah mengunjungi daerah ini dan sangat memujinya, menyebutkan betapa menghijaunya kawasan ini. Ungkapan dalam Al-Qur'an yang menyebutkan "dua buah kebun disisi kiri dan kanan" menunjukkan akan kebun yang mengesankan dan kebun anggur dikedua lembah ini. Berkat bendungan ini dan sistem pengairannya, maka daerah ini terkenal memiliki pengairan terbaik dan kawasan paling subur di Yaman.

Negeri Saba memiliki tentara yang paling kuat di kawasan tersebut. Negara mampu melakukan politik ekspansi (meluaskan wilayah) berkat angkatan bersenjatanya. Negeri Saba telah menaklukkan wilayah-wilayah dari negara Qataban Lama yang memiliki tanah yang luas di benua Afrika. Selama abad 24 SM dalam ekspedisi ke Magrib, angkatan bersenjata Saba mengalahkan dengan telak angkatan bersenjata Marcus Aelius Gallus, seorang Gubernur di Mesir dari Kekaisaran Romawi yang sesungguhnya merupakan negara yang terkuat pada saat itu. Saba dapatlah digambarkan sebagai sebuah negara yang menerapkan kebijakan yang moderat, namun mereka tidak akan ragu-ragu untuk menggunakan kekuatan bersenjata jika memang diperlukan. Dengan keunggulan kebudayaan dan militer, negeri Saba merupakan salah satu "super power" di daerah tersebut kala itu.

Suka: Bersikap takabur dan tidak mau mensyukuri segala nikmat yang telah Allah berikan, dengan memilih untuk mengakui kemakmuran negeri yang mereka miliki adalah kepunyaan mereka sendiri, mereka merasa bahwa merekalah yang membuat segala peradaban yang luar biasa tersebut; Menyembah matahari dan bulan (menyekutukan Allah); dlsb

Duka: Allah kirimkan kepada orang-orang yang sangat kafir di negeri Saba banjir yang besar (banjir Arim) yang disebabkan runtuhnya bendungan Ma'rib. Serta Allah juga mengganti kedua kebun-kebun mereka yang subur dan indah dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr.

"Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr. Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan adzab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir." (Saba' [34]: 16-17)

Itulah potongan-potongan informasi suka dukanya menjadi bangsa-bangsa yang dimusnahkan, keuntungan yang mereka peroleh di dunia tidaklah seberapa, tapi kerugian mereka sangatlah besar, sampai-sampai mengundang murka Allah di dunia dan lagi adzab Allah yang kekal di Neraka Jahannam. :-? Na'udzubillah min zhalik

"Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman." (Al-Qashash [28]: 59)

Doa: "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Aku berlindung kepada Mu ya Rabb dari kesombongan yang (secara sadar atau tidak aku sadari) berasal dari diriku terhadap hamba-hamba-Mu yang telah Engkau binasakan, karena sesungguhnya akupun termasuk kedalam golongan hamba-hamba-Mu yang lemah dan senantiasa lalai dari setiap perintah dan larangan-Mu, dan aku bertaubat kepada-Mu ya Rabb dengan taubat yang sebaik-baiknya. Amin..."

Tips untuk agar selamat dari segala macam bencana kehidupan di dunia dan di akhirat dapat kamu baca pada artikel saya sebelumnya: Standarisasi Seorang Muslim

Sumber Informasi: Buku karangan Harun Yahya yang berjudul Kaum Yang Telah Di Binasakan

Peace, Love with Music - Langit Biru Band

Tidak ada komentar:

Posting Komentar