Sabtu, 09 April 2016

Mempelajari Ilmu Kesaktian

Bismillahirrahmanirrahiim....

Ilmu kesaktian atau juga dikenal ilmu kedigdayaan didalam benak masyarakat Indonesia sudah menjadi kasak-kusuk yang populer. Hal itu terlestarikan dengan sangat baik di Indonesia dikarenakan sistem pola pikir mereka yang masih sederhana (awam) dan mudah terbujuk oleh manfaat-manfaat semu yang ditawarkan oleh para thaghut. Padahal jika mereka mau berpikir lebih rasional dan bijaksana terhadap pembelajaran tentang ilmu-ilmu kesaktian itu, sesungguhnya lebih banyak kerugiannya ketimbang manfaatnya.


⚉ Hakikat Ilmu Kesaktian

Ilmu kesaktian adalah kekuatan magis (bersifat transenden) yang berasal dari kekuatan makhluk ghaib, seperti syaitan atau jin. Pengertian ilmu kesaktian pada hakikatnya hampir sama dengan ilmu sihir, yaitu suatu bidang ilmu terlarang yang Allah turunkan sebagai bentuk ujian Tauhid kepada setiap hamba-Nya. Bagi siapa saja yang mempelajari ilmu-ilmu kesaktian yang tidak dibenarkan didalam Al-Qur'an dan As-Sunnah, maka orang tersebut telah terjerumus kedalam kemusyrikan (sesat). Maksudnya, orang tersebut akan lebih cenderung mengimani ilmu-ilmu kesaktian yang ia miliki ketimbang mengikuti petunjuk Allah, sehingga ia berani menyekutukan Allah sebagai Tuhan yang seharusnya hanya kepada-Nya sajalah manusia itu seharusnya bergantung.

Ilmu kesaktian yang saya tahu, dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu; ilmu kesaktian yang diperoleh dari olah kanuragan atau semedi dan ilmu kesaktian yang bersumber dari benda-benda pusaka (mustika). Baik kedua-duanya, seharusnya disokong oleh kemampuan ghaib bangsa jin/syaitan.

Untuk bisa mempelajari ilmu-ilmu kesaktian, seharusnya diadakan perjanjian-perjanjian khusus terlebih dahulu yang berupa syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh peminat ilmu kesaktian kepada bangsa jin/syaitan yang hendak meminjamkan kekuatannya. Dan seharusnya syarat-syarat yang diberikan pun tergolong berat dan beresiko, tergantung kepada tingkat kedigdayaan yang ingin dimiliki.
Syarat-syarat itu diberlakukan karena jin/syaitan tahu bahwa suatu saat mereka harus mempertanggungjawabkan segala apa yang mereka berikan kepada manusia dihadapan Tuhan mereka, dan dikehidupan Neraka kelak. Dan syaitan-syaitan itu tahu bahwa adzab Allah itu sangatlah pedih. So, seberapa berat syarat-syarat yang harus syaitan-syaitan itu berikan?!?
Cara kerja ilmu kesaktian yang diperoleh dari semedi dan olah kanuragan menurut pertimbangan saya, tercipta karena kekuatan bangsa jin yang merasuk/bersatu/bersemayam kedalam tubuh manusia. Jadi sesungguhnya ilmu-ilmu kesaktian itu merupakan perwujudan jin itu sendiri. Jin yang juga dalam keadaan terpedaya/tersesat oleh tipu muslihat syaitan yang membisiki (menasihati) para jin tersebut untuk mempelajari ilmu-ilmu sihir yang sebenarnya dilarang oleh Tuhan. Jadi ilmu kesaktian para jin tersebut bukan anugerah yang Allah berikan secara lahiriah, melainkan berasal dari petunjuk syaitan yang sesat.
Berbeda dengan hakikat ilmu karomah (mukjizat) yang sesungguhnya berasal dari kehendak/izin Tuhan, yang Allah jadikan petunjuk daripadanya kepada manusia supaya mereka kembali kepada petunjuk yang haq, yaitu Islam. Jadi, setiap karomah/mukjizat yang terjadi itu haruslah berdasarkan kepada hikmah (manfaat tersembunyi yang dapat dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan), bukan hal-hal sembarangan apalagi sepele (riya).
Firman Allah Ta'ala: "Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka: 'Kami tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, akan tetapi Allah memberi karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan tidak patut bagi kami mendatangkan suatu bukti kepada kamu melainkan dengan izin Allah. Dan hanya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang mukmin bertawakkal.'" (Ibrahim [14]: 11)

Jadi ilmu kesaktian itu dapat juga diartikan berasal dari kehendak Allah Ta'ala dalam perspektif yang terlarang. Makanya para penggunanya bebas menggunakannya sekehendak hati tanpa berdasarkan pemahaman yang baik (bijak) terhadap segala bentuk resiko yang harus ditanggung.

Begitu juga ilmu kesaktian yang berasal dari benda-benda pusaka, hanya saja bedanya jin-jin tersebut bersemayam kedalam benda-benda pusaka yang dimaksud, yang kemudian dengan perantara benda-benda tersebut mampu memberikan ilmu kesaktian kepada para penggunanya.
BUT! yang jadi masalah terpenting adalah ternyata bangsa jin itu hampir sama sifat dengan manusia, memiliki rasa takut, benci, marah, dan dendam, hanya saja mereka itu ghaib. Bayangin jika jinnya ngantuk lalu ketiduran atau lupa pas pemilik ilmu kesaktian hendak menggunakannya?!?
Jin-jin pemberi ilmu kesaktian itu juga memiliki rasa takut! Bayangkan ketika mereka berhadapan dengan jin-jin ilmu kesaktian lain yang levelnya lebih tinggi dari mereka? Bisa saja mereka langsung kabur begitu saja sebelum berjuang serta meninggalkan orang yang tengah memanfaatkan ilmu kesaktian yang jin itu berikan, tanpa permisi dikarenakan malu. Walhasil orang yang ditinggalkan oleh jin kesaktiannya tersebut langsung kelojotan seketika, ketika berhadapan dengan ilmu kesaktian musuh.

Jangan salah kaprah! Ilmu kesaktian aliran putih, termasuk perbuatan syirik (menyekutukan Allah) juga. Khadam juga termasuk golongan jin sombong (takabur). Sekali pun mereka mengaku jin muslim, tapi kalo pada prakteknya, khadam tersebut menawarkan jasa pertolongan dengan media ilmu kesaktian atau ilmu pengobatan (ruwat), berarti jelas dunk kalo jin tersebut musyrik, atau kalo tetep ngotot ngaku-ngaku jin muslim juga, berarti setidaknya dia termasuk kedalam golongan jin bodo yang udah lama nggak mengulang pelajaran agama Islam (sudah lama tidak baca Al-Qur'an lagi). Karena kalo jin tersebut benar-benar muslim seharusnya ia hanya menasehati pasiennya untuk memohon kesembuhan hanya kepada Allah dan berobat kedokter klinik terdekat.

Iklan: Jadi muslim aja sob? gak usah neko-neko belajar ilmu kesaktian segala. Islam itu mengajarkan ajaran agama Tauhid yang haq (benar), dimana hanya Allah sajalah satu-satunya Penguasa langit dan bumi beserta isinya. Seluruh alam dan makhluk tunduk dibawah kehendak-Nya. Dan tak ada yang mampu menandingi kekuatan-Nya.

Allah itu Rajanya jin dan manusia, dan juga Yang menurunkan ilmu sihir dan ilmu kesaktian kepada bangsa jin dan manusia. Jadi, jika Allah berkehendak, tentu saja mudah bagi-Nya untuk menghalau ilmu-ilmu sihir dan kesaktian demi melindungi setiap hamba-hamba-Nya yang bertakwa. Kecuali jika Allah hendak mengajarkan kepada kamu tentang hikmah dibalik segala kejadian yang menimpa diri kamu. Jadi bersabarlah dan tetap yakin terhadap pertolongan Allah Subhanahu wa Ta'ala, supaya kamu tidak ketipu.

Allah juga tidak memiliki sifat mengantuk dan juga tidak pernah tidur. Allah tidak akan lupa kepada setiap hamba-hamba-Nya, dan Allah Maha Teliti terhadap segala sesuatunya, dari berjalannya semut-semut kecil hingga jatuhnya daun-daun kering tak akan ada yang luput dari pengawasan-Nya. Jadi gak usah khawatir, Allah pasti tahu kamu itu siapa, dimana, dan lagi ngapain...

Islam itu sangat cocok bagi siapa saja yang merindukan peradaban maju dan cinta akan kedamaian hakiki, yang diharapkan mampu membuka pintu gerbang kesejahteraan bagi seluruh bangsa dan negara Indonesia. Yeah! Islam is the best of the best of way :-D

⚉ Kerugian Mempelajari Ilmu Kesaktian

Seperti yang sudah saya kemukakan sebelumnya, bahwa mempelajari ilmu kesaktian itu lebih banyak resikonya ketimbang manfaatnya.

Pertama, dapat menjadikan pemilik ilmu kesaktian menjadi sombong dan takabur. Syaitan berusaha memperdaya manusia yang memiliki ilmu kesaktian agar menjadi sombong dan takabur, terlena oleh kebanggaan akan kehebatan ilmu kesaktian yang dimilikinya. Trik syaitan dalam menjebak manusia kedalam kebinasaan sebenarnya cukup sederhana. Yaitu awalnya manusia dibuat sombong dulu, nyape takabur dengan ilmu-ilmu kesaktian yang dimiliki, orang tersebut akan menjadi cendrung keras kepala dan dibenci Tuhan. Nach, didalam kondisi seperti inilah syaitan akan berkhianat dan menipu manusia (budak-budaknya). Karena dalam keadaan seperti ini, manusia akan sangat mudah diperdaya (seperti kerbau yang dicucuk hidungnya) untuk terjerumus kedalam kebinasaan dirinya sendiri.

Kedua, merubah pola pikir manusia menjadi lebih cenderung kepada hal-hal yang berbau mistis atau keghaib-ghaiban, menjadi semakin menyimpang dari logika (akal sehat) dan menjauh dari pola pikir yang rasional (dalam artian bodo). Jadi dengan kata lain, sistem berpikirnya menjadi rusak, berpikir terbalik, yang benar jadi salah dan yang salah menjadi benar (secara harfiah bisa diartikan juga sakit jiwa). Yang pada akhirnya melemahkan daya kompetisi yang ada pada dirinya, sehingga menjadi sangat sulit dalam menghadapi persaingan hidup sebagai bangsa yang modern.

Nasehat: Udahlah sob... udah bukan zamannya lagi kita maenan ama hal-hal yang kaya begituan. Kita harus terus menatap masa depan agar selalu bisa mengikuti perkembangan zaman. Kita harus berpikir lebih cerdas dan lebih canggih lagi, begitu juga generasi-generasi selanjutnya. Jangan mau jika hanya dijadikan budak-budak perkembangan zaman, kan malu brada, kan malu sista???

⚈ Sangkut Pautnya dengan Sikap Heroik

Jika ditinjau dari sejarah berdirinya negara kita tercinta ini - Indonesia, dapat kita pelajari bahwa sejak abad Sebelum Masehi hingga Proklamasi Kemerdekaan RI, tidak lepas dari sikap heroik para pendahulu bangsa di berbagai belahan wilayah Republik Indonesia (atau Nusantara sebelumnya) yang memang sangat sarat sekali dengan hal-hal yang berbau ilmu-ilmu kedigdayaan. Apalagi di zaman-zaman monarki dulu. Setiap raja-rajanya bisa dipastikan semuanya memiliki ilmu kesaktian dan barang-barang pusaka yang beraneka ragam dan banyak jumlahnya. Tapi jika kita coba pahami lebih cermat, dapat kita ambil sebuah garis lurus yang terang, perihal sangkut paut ilmu kesaktian dengan sejarah berdirinya negara RI.

Fase pertama, dimulai jauh pada abad Sebelum Masehi hingga awal Masehi. Kebanyakan penduduk Nusantara masih berada pada keyakinan dan adat istiadat leluhur (keyakinan akan roh nenek moyang) atau atheis. Pola pikir dan sistem kehidupan sosial masih sangat awam dan sederhana, sehingga masih sangat mudah menerima/mempercayai hal-hal yang bersifat mistis/ghaib. Petunjuk-petunjuk ghaib ini mereka yakini berasal dari para roh leluhur mereka yang mungkin sebagiannya ada yang sejalan dengan kehendak Allah Subhanahu wa Ta'ala, sehingga diyakini sebagai petunjuk yang benar.

Fase kedua, dimulai ketika mobilisasi perdagangan internasional mulai berjalan. Seiring dengan hal itu, kebudayaan serta kepercayaan masyarakat Nusantara mulai terpengaruhi oleh kebudayaan dan kepercayaan ajaran agama Hindu dan Budha. Yang telah mengenal beberapa tokoh dewa sebagai sosok yang wajib mereka imani/yakini serta mampu menolong dan melindungi mereka. Masyarakat mulai mengenal dan membangun sistem-sistem peradaban dan kebudayaan yang sudah lebih maju. Mereka memiliki sistem kehidupan sosial yang lebih teratur, ketimbang sebelumnya. Mereka membagi status-status sosial kedalam kasta-kasta.

Pada fase inilah, mulai lahir sistem pemerintahan yang berbentuk kerajaan (monarki) di bumi Nusantara. Namun, kondisi kerajaan-kerajaan itu belum bersatu seperti saat kini. Mereka masih terpecah belah, saling menaklukkan satu sama lain, sehingga dari sinilah mulai banyak timbul kondisi-kondisi heroik/perjuangan demi menjaga kedaulatan wilayah kerajaan mereka masing-masing. Ilmu kesaktian menjadi salah satu penentu kemenangan di medan perang dan menjadi sangat populer di tengah-tengah pola pikir bangsa Nusantara kala itu. Ada beberapa kerajaan-kerajaan besar yang memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas, seperti Sriwijaya dan Majapahit.

Fase ketiga ialah ketika ajaran agama Islam masuk ke Indonesia dan berhasil menaklukkan/menggantikan kerajaan-kerajaan bercorak Hindu dan Budha. Masyarakat Nusantara telah mengenal bahwa hanya ada satu Tuhan yang wajib untuk disembah (agama Tauhid), dan tidak boleh menyekutukan-Nya. Dan dimata Tuhan, manusia itu sama. Kerajaan-kerajaan Islam pun berdiri diatas bekas-bekas kerajaan Hindu dan Budha atas kehendak Allah Subhanahu wa Ta'ala, meskipun pola pikir mereka juga masih sarat akan adat istiadat asli serta masih mempelajari ilmu-ilmu kesaktian (ke-tauhid-an belum berdiri dengan sempurna masih dikotori oleh kemusyrikan).

Fase keempat yaitu ketika kolonialisme bangsa-bangsa Eropa mulai bercokol di kepulauan Nusantara. Kondisi masyarakatnya masih dalam keadaan berpecah belah, mudah diadu domba oleh bangsa lain. Kristologi mulai ditanamkan sebagai bentuk agama yang berdiri berdasarkan pada asas logika dan ilmu pengetahuan, yang teracuni oleh hawa nafsu keserakahan manusianya akan kekayaan alam dan wilayah kekuasaan. Keberadaan kerajaan-kerajaan Islam yang masih terkotori oleh kesyirikan itu berhasil ditaklukkan, atau mungkin itu hanyalah rencana Allah SWT untuk menjadikannya sebagai "hikmah yang kemudian menjadi modal bagi kejayaan Islam dimasa depan, dengan menyebarluaskan pemahaman agama Islam kepada lingkungan sosial yang lebih luas terlebih dahulu." Ilmu-ilmu kesaktian yang bersifat heroik lumpuh tak berdaya menghadapi kecanggihan teknologi militer dan tipu muslihat adu domba. Sedangkan ilmu-ilmu kesaktian yang berdiri diatas dasar kemunafikan/khianat tentu saja telah lama menjadi antek-antek penjajahan.

Hal diatas menjadi bukti jelas bahwa Allah sesungguhnya tidak menyukai suatu kaum yang mencampuri sesuatu yang haq dangan yang bathil (ke-Islam-an dan perbuatan-perbuatan Syirik/menyekutukan Tuhan), meskipun kaum tersebut berada diatas kebenaran. Dan perjuangan rakyat Aceh (Sumatra) terhadap Belanda dengan semangat perang Sabil (fii sabilillah) adalah salah satu contoh yang sempurna bahwa ajaran agama Islam mampu membentuk suatu kekuatan (akhlak, cinta terhadap bangsa, persaudaraan, perjuangan, dsb) yang sangat luar biasa dalam membendung bahkan mengusir penjajahan diatas bumi mereka, sekalipun harus dibayar dengan pengorbanan serta perjuangan yang panjang (selama 80 tahun).

Fase kelima terjadi ketika peradaban modern mulai membentuk pola pikir masyarakat yang berdiri lebih rasional mengikuti fakta dan realitas kehidupan yang mengikis banyak hal-hal yang bersifat ghaib/mistis. Masyarakat Indonesia menjadi lebih termotivasi untuk mempelajari ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi pembangunan dan masa depan. Banyak pemikir-pemikir dan teknokrat handal yang lahir pada dekade ini yang berusaha mengenyahkan penjajahan menggunakan cara-cara yang lebih relevan mengikuti perkembangan zaman.

Keberadaan ilmu-ilmu kesaktian pada fase kelima ini semakin terdiskriminasi dan tersudut di daerah-daerah terpencil yang jauh dari sentuhan peradaban modern (perkotaan). Islampun terus berkembang baik ditengah-tengah masyarakat Indonesia dan semakin meluas. Hal inilah yang memungkinkan kenapa Allah pada akhirnya memberikan kemerdekaan bagi seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Yups, pada akhirnya kemusyrikan dikalahkan juga oleh pemikiran maju (modern) berlandaskan ajaran agama yang mengesakan Tuhan (tercatat pada Pancasila sila kesatu).
Faktanya adalah bahwa segala macam ilmu sihir dan kesaktian bukanlah metoda yang tepat untuk memajukan serta membangun bangsa, cuz malah hanya akan mengundang murka dari Allah saja (malapetaka dan kesialan mutlak). Pahamilah brada dan pahamilah sista, bahwa sesungguhnya mempelajari ilmu sihir dan ilmu kesaktian itu dosanya tidak akan terampuni selama-lamanya...loch
Saat kini, kita tengah menjalani fase keenam, yaitu fase dimana kondisi bangsa kembali terpuruk, dikarenakan kembali mengejar kemunafikkan semu dan kesyirikan, hanya karena terlalu malas dan lemah dalam mengadapi persaingan yang kian maju dan global. Ditambah lagi dengan penyalahgunaan amanah disistem pemerintahan yang korup. Apakah kita masih tega menzhalimi diri kita sendiri, dengan bersikap keras kepala didalam kemunafikkan dan kemusyrikan???

Wallahu a'lam ...

Peace, Love with Music - Langit Biru Band

Tidak ada komentar:

Posting Komentar