Sabtu, 09 April 2016

Babi Ngepet dan Tuyul

Bismillahirrahmanirrahiim....

Prinsip kerja pesugihan babi ngepet atau tuyul itu sebenarnya adalah mencuri, hanya saja cara kerjanya yang berbeda, yaitu dengan dibantu oleh makhluk ghaib (ilmu hitam). Tujuannya adalah mengumpulkan kekayaan dengan cara instan dan mudah. Tapi apakah benar semudah itu? Yang saya tahu setiap perbuatan-perbuatan buruk itu pasti ada resikonya dan karmanya pasti sangat berat...


⚀ Sulitnya Menjadi Babi Ngepet

Konon syarat untuk bisa memiliki keahlian babi ngepet itu sangatlah berat, salah satunya adalah dengan menjadikan tumbal anak yang paling disayang kepada siluman babi. Dan setelah siluman babi tersebut memakan tumbal yang diberikan sampai kenyang, siluman babi tersebut akan buang kotoran yang harus dimakan oleh pelaku ritual pesugihan sebelum pulang. Suatu persyaratan yang sebenarnya cuma bisa dikerjakan oleh orang-orang yang sudah gak waras otaknya. Na'udzubillah...

Satu logika pemikiran yang dapat kita pelajari adalah bahwa menjadi babi ngepet itu merupakan profesi yang sangat merepotkan loch. Kalo dipikir-pikir, kerjanya sip malam, waktu enak-enaknya orang pada tidur. Eh, si babi harus bergadang sambil ngeronda/nyuri duit keliling kampung, bahkan mungkin dari kampung yang satu ke kampung lainnya. Dan yang pasti tuch babi harus jalan kaki, terus kakinya ada empat, lagi! Berarti kan, dua kaki yang didepan, tangan dounk... :-?

Maka dari sini dapat kita ambil kesimpulan, bahwa pemuja babi ngepet dalam sepak terjangnya, tidak mungkin berasal dari tempat yang jauh. Mungkin mereka bertempat tinggal dilingkungan yang dekat dengan para korbannya. Atau bisa juga mereka menggunakan strategi berpindah-pindah tempat tinggal (rumah) dalam modus operandinya, suka berpindah tempat dari satu lokasi ke lokasi buruan lainnya. Waspadalah! mungkin anda saat ini tengah menjadi sasaran target operasi para babi ngepet gila!

Kalo saya sich cuma bisa berharap perlindungan kepada Allah Ta'ala (Yang Maha Ghaib) dari segala tipu daya syaitan (babi ngepet) yang satu ini. Dan agak sedikit berharap Allah membalas setiap perbuatan orang-orang yang gak bermoral tersebut dengan keburukan-keburukan, misal: si babi jadi-jadian dibuat kecapean ketika dalam misi ngepetnya, terus ketiduran dipinggir jalan, sampe pagi. Biar tuch si babi bakal digebukin massa, sampe bengep-bengep, terus dimasukin kedalam bui. hehe....

⚁ Kelakuan Tuyul Memang Kurang Ajar

Konon tuyul itu berasal dari janin bayi yang digugurkan oleh ibunya yang usianya sekitar 7 bulan didalam kandungan, terus ditangkap oleh pawang tuyul untuk dijual kepada orang-orang yang sudah gelap mata hatinya untuk dipekerjakan guna mengumpulkan harta dengan jalan mencuri dari orang lain. Namun menurut sumber informasi yang berbeda (menurut saya juga lebih tepat), tuyul adalah tuyul (dari bangsa jin) bukan janin (bangsa manusia), yang juga memiliki sistem kehidupan seperti layaknya manusia, seperti adanya sistem kepemimpinan dan sistem bisnis ekonomi (sistem barter/mahar).

Tuyul termasuk golongan mamalia ghaib kurang ajar yang hanya bisa dilihat oleh majikannya sendiri. Dengan penampilannya yang kerdil dan menyeramkan, tuyul akan minta disusui oleh majikannya setiap pagi agar tetap mau bekerja (kalo tidak dikasih mereka ngambek mogok kerja). Dan sudah pasti yang dapat menjadi majikan si tuyul adalah wanita bukan pria.

Walaupun sampai sekarang belum ditemukan adanya laporan medis tentang pengaruh dari prilaku menyusui tuyul bagi kesehatan sang ibu tuyul, tapi biasanya selalu ada sisi pelajaran penting sebagai bentuk peringatan dari Tuhan terhadap kegiatan yang telah melampaui batas seperti itu. Wallahu a'lam...

⚂ Mencuri Rizki Kita Sendiri di Masa Depan

Mungkin sebagian besar orang tahu bahwa hidup ini diciptakan dengan berpasang-pasangan. Ada duka, ada pula tawa; ada miskin, ada juga kaya, ada susah, ada pula senang. Jadi mungkin porporsinya didalam kehidupan manusia ialah seimbang 50:50 (fifty-fifty). Itulah mungkin yang disebut hakikat keadilan Tuhan dan Allah menjadikan kedua-duanya sebagai bentuk ujian bagi keimanan seorang hamba kepada aturan Tuhannya. Dan semuanya telah ditentukan kadarnya dan tertulis didalam sebuah induk kitab kehidupan (Lauh Mahfuzh) yang tidak akan berubah selama-lamanya.

Dari informasi yang kita ketahui diatas, maka lahirlah sebuah teori bahwa: Seandainya kita mencuri disaat Allah tengah menguji kesabaran kita dimasa-masa sempit, maka bisa dibilang bahwa kita telah mencuri rizki kita yang halal dimasa-masa lapang. Karena, kadar rizki yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya itu telah ditentukan hingga wafatnya (mutlak - tidak akan kurang dan tidak pula lebih), selagi manusia masih berada didalam kandungan.

Supaya lebih mudahnya, akan saya beri gambaran dengan sebungkus rokok. Yang isinya 16 batang/bungkus (simbol jumlah kadar rizki seseorang seumur hidup), yang telah ditetapkan untuk mencukupi kebutuhan menghisap rokok dalam sehari (simbol untuk kadar umur seseorang). Kita atur agar jumlah rokok itu cukup untuk memenuhi kebutuhan kita akan rokok dalam satu hari dengan membaginya menjadi 4 batang dipagi hari, 4 batang untuk siang hari, 4 batang lagi dihisap di sore hari, dan 4 batang sisanya untuk nemenin minum kopi dimalam hari (Allah pun mengatur rizki seseorang dengan pengaturan yang baik). Seandainya kita tidak disiplin dengan ketentuan tersebut, misal kita merokok 6 batang dipagi hari (berarti mencuri jatah rizki kita dimasa depan), tentu stok rokok kita sehabis makan siang akan menjadi berkurang dunk, sehingga kita harus puasa 2 batang hingga tiba waktu sore. Kalau tidak berarti kita terpaksa menghisap jatah rokok di waktu-waktu lainnya sebagai gantinya (berarti kita mecuri lagi jatah rizki kita di masa depan).

Loch gak begitu dunk mastera, kan paginya kita curi rokok dari orang lain, masa jumlah rokok kita bisa berkurang, coba seandainya kita mencuri 4 batang dari orang lain, kan berarti jumlahnya malah bertambah jadi 6 batang stok rokok yang bisa kita hisap disiang hari?!?

Yups, seolah-olah sich begitu, tapi kalau kita lihat aturan dimana kadar rizki manusia telah mutlak ditetapkan oleh Tuhan dan tidak bisa diubah lagi, maka dapat diartikan bahwa kita bukan mencuri dari orang lain, melainkan mencuri jatah rokok kita disiang hari, dikarenakan misal, hukum karma (keadilan Tuhan) dan 2 batang yang lebih disiang hari dikarenakan kita mencuri 4 batang dipagi hari, menjadi tidak ada, dikarenakan Allah tidak memberikan kepada kita rizki tambahan sesuai dengan kadar rizki yang telah Allah tetapkan sebelumnya.

Dan seandainya kita tidak disiplin lagi dengan mencuri lagi jatah rokok disore hari, maka aturannya akan sama seperti yang telah saya jelaskan diatas. Dan begitu seterusnya, hingga rizki kita yang seharusnya halal menjadi haram semua, dan apa yang telah Allah tetapkan sebagai rizki kita dimasa depan akan terus berkurang. Bayangkanlah jika seandainya kita mencuri rizki kita dimasa tua, dimana kita tengah berada didalam kondisi yang paling lemah, itu akan sangat memayahkan loch.

Atau gambaran yang lebih simpel lagi dapat kita lihat pada sistem kepemerintahan yang mengkorupsi uang pajak rakyat, sehingga rakyat tidak mampu membayar pajak lagi dikarenakan hak-hak yang seharusnya mendukung kesejahteraan bagi mereka dirampas. Karmanya, jumlah uang pajak yang diterima oleh pemerintah menjadi berkurang. Yang jika hal (minimnya tingkat kesejahteraan rakyat) ini terus dibiarkan berlarut-larut tanpa pertanggungjawaban dari pemerintah, maka bisa dipastikan uang pajak yang diterima oleh pemerintah dimasa depan akan menjadi tidak ada sama sekali (kosong).

Atau pada sistem perdagangan, dimana para pengusaha mencari keuntungan dari konsumen luas, tapi lupa terhadap pentingnya menjaga kesejahteraan (kestabilan sistem perekonomian) konsumen yang notabenenya juga pedagang (jasa/barang/tenaga), dengan hanya memutarkan keuntungan finansial mereka didalam sistem jaringan bisnis mereka saja (atau apa yang disebut monopoli perdagangan kapital), sehingga konsumen menjadi sangat sulit untuk mendapatkan uang dari bisnis mereka. Walhasil, sebagian besar sistem perdagangan menjadi tersendat, macet, dan akhirnya mati.

Atau pada penambangan hasil kekayaan alam berupa kayu, dimana pembalakan liar secara besar-besaran dibiarkan begitu saja. Padahal kayu-kayu tersebut telah diatur masa-masa panennya ketika hendak ditanam. Masa panen kayu pun terbilang sangat lama, sehingga akibat dari pembalakan liar tersebut, apa yang seharusnya menjadi pemasukan dimasa depan menjadi berkurang. Apalagi jika pembalakan liar tersebut tidak diikuti dengan penanaman kembali (reboisasi), maka keuntungan yang didapat dari penjualan kayu menjadi tidak ada lagi.

Itulah bukti-bukti teori bahwa perbuatan mencuri itu sama saja dengan mencuri uang kita sendiri dimasa depan, dan teori ini juga berlaku pada pengambilan harta riba. Wallahu a'lam...

⚃ Mitos vs Realitas

Di zaman era digital seperti sekarang ini apakah benar eksistensi keberadaan dan keahlian babi ngepet atau tuyul ini tetap bisa diterima (masuk akal)?

Yeah! hal itu tergantung kepada keyakinan yang ada dibenak mayoritas masyarakat awam tentang keberadaan makhluk ghaib itu sendiri. Keberadaan bangsa jin dan syaitan menurut Al-Qur'an memang ada, tetapi jika kita juga meyakini bahwa ada satu kekuatan Yang Maha Besar, Yang Maha Melindungi serta Memelihara setiap hamba-hamba-Nya yang beriman, tentu akan menjadi lain ceritanya. Misalnya jika mayoritas masyarakat berkeyakinan bahwa tuyul memang ada, tapi tidak bisa mencuri karena kemampuannya dibatasi oleh kekuasaan Allah dan hanya suka jalan-jalan nyari angin dimalam hari, cuz kalo dipagi hari mereka risih merasa dilihat oleh banyak orang. :-D

Tantangan dalam menjalani kehidupan memanglah sangat memayahkan (sesuai dengan firman Allah bahwa Allah tidak akan menguji melainkan sebatas kemampuan manusia). Tapi bukan berarti kita bisa berbuat sesuka hati dunk, apalagi mencuri yang dicampuri dengan perbuatan syirik. Kita semua tahu, bahwa tidak hanya kita saja yang tengah diuji dengan kesulitan-kesulitan hidup, melainkan ada banyak orang yang tengah menjalani bentuk ujian yang serupa. Tidak bermoral namanya, kalo mencuri duit sesama demi kepentingan pribadi, disaat keadaan sulit seperti sekarang ini.

Firman Allah tentang orang-orang yang berteman dengan syaitan:

"Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada Hari Kemudian. Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya." (An-Nisaa [4]:38)

Maksudnya, syaitan-syaitan itu hanya ingin menipu dan menyesatkan manusia, tidak ada niat baik yang datang dari mereka, karena mereka adalah musuh bebuyutan bagi manusia, kecuali mungkin jin-jin yang muslim (tapi klo mereka jin muslim tentu mereka tidak akan berani melakukan perbuatan yang melampaui batas, melanggar apa yang telah menjadi ketetapan/kodrat dari-Nya).

Yeah! semoga bermanfaat bagi kehidupan :-D

Peace, Love with Music - Langit Biru Band

Tidak ada komentar:

Posting Komentar