Minggu, 03 April 2016

Standarisasi Seorang Muslim

Bismillahirrahmanirrahiim...

Setelah kamu membaca artikel-artikel THINK MOESLEM di blog ReadOne Note ini, tentu kamu telah menyadari bahwa begitu besar manfaat yang bisa kamu peroleh sebagai seorang muslim, apalagi kalau sampai tingkat muslim sejati, wow, kamu bisa doing-doing kemana saja kamu mau tanpa harus merasakan masalah-masalah yang berarti.


Yeah! langsung saja, standarisasi seorang muslim itu mencakup Rukun Islam dan Rukun Iman. Selebihnya adalah amalan-amalan Sunnah yang telah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam ajarkan, yang dikerjakan sebanyak yang kamu mampu dan ikhlas dalam mengerjakannya, tanpa mencampur adukkannya dengan bid'ah (amalan yang tidak ada tuntunannya dari Rasulullah), karena bid'ah itu menyesatkan, dan sesat itu balasannya ialah Neraka Jahannam.

RUKUN ISLAM

1. Membaca Dua Kalimat Syahadat

Dua kalimat syahadat merupakan syarat wajib yang harus dibaca bagi siapa saja yang hendak memeluk agama Islam. "Asyhadu an-laa ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah." yang artinya: "Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah."

Maksudnya, siapa saja yang mengaku dirinya muslim harus beribadah kepada Allah saja, bukan kepada bentuk tuhan-tuhan yang lain (tidak menyekutukan-Nya). Serta, bersaksi bahwa Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa salam adalah hamba dan utusan Allah, dengan meneladani akhlak dan mengamanahkan syariat ajaran agama Islam sebaik-baiknya sebagaimana yang telah Rasulullah ajarkan.

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: "Dan orang-orang mukmin dan beramal shalih serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad dan itulah yang haq dari Tuhan mereka, Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka." (Muhammad [47]: 2)

2. Mendirikan Shalat

Shalat adalah tiang agama sebagai salah satu bentuk ibadah yang paling utama yang wajib dikerjakan oleh setiap muslim. Shalat harus dikerjakan dengan niat yang tulus-ikhlas, dengan penuh ketaatan serta kepatuhan hanya kepada Allah. Shalat yang wajib adalah lima waktu (Subuh, Zuhur, Asar, Magrib, dan Isya) dalam sehari, selebihnya adalah shalat sunnah (dikerjakan semampunya atau sebanyak yang Allah kehendaki) sebagai penyempurna shalat yang wajib.

Firman Allah Ta'ala: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." (Adz-Dzariyat [51]: 56)

3. Menunaikan Zakat

Segala rizki itu berasal dari Allah, dan dari setiap rizki yang Allah berikan itu didalamnya terdapat hak-hak fakir miskin, anak yatim/piatu, hamba sahaya, amil, ibnu sabil, mualaf, gharimin dan kepentingan jihad fisabilillah (perang, dakwah, dlsb). Zakat adalah sarana pembersih harta, sehingga pemilik harta bisa terselamatkan dari keburukan-keburukan yang berasal dari harta kekayaan. Zakat ada dua macam; zakat Fitrah dan zakat maal (harta).

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: "Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian." (Adz-Dzariyat [51]: 19) Yang tidak mendapat bagian disini maksudnya yang tidak mau meminta-minta.

4. Berpuasa di Bulan Ramadhan

Salah satu bentuk ibadah lainnya yang wajib dikerjakan oleh setiap kaum muslimin sepanjang bulan Ramadhan ialah berpuasa. Sebagai bentuk pengekangan diri terhadap bentuk kenikmatan-kenikmatan duniawi, yaitu dengan tidak makan dan minum, menahan syahwat, menjaga akhlak serta aqidah seorang mukmin dari fajar (Subuh) hingga petang (Magrib).

Firman Allah Ta'ala: "(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." (Al-Baqarah [2]: 185)

5. Pergi Haji Jika Mampu

Memenuhi panggilan Allah, yaitu dengan melakukan perjalanan ibadah haji ke Baitullah (Ka'bah) ialah wajib hukumnya bagi siapa saja yang mampu mengerjakannya, baik secara fisik maupun materi, dan sesungguhnya sebaik-baik perbekalan adalah iman dan takwa. Ibadah haji merupakan penyempurna dari Rukun Islam, yang cukup dikerjakan sekali dalam seumur hidup pada musim haji (bulan Dzulhijjah).

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: "Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam." (Ali Imran [3]: 97)


RUKUN IMAN

1. Beriman Kepada Allah

Beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala berarti taat dan patuh terhadap segala perintah dan larangan-Nya dengan tulus-ikhlas (tidak merasa berat). Mengenal Allah (Yang Maha Ghaib) dengan pemahaman yang baik dan mengesakan-Nya (tauhid), berbaik sangka terhadap segala apa yang menjadi kehendak-Nya. Mensucikan Allah dan tidak mendustakan-Nya, memohon pertolongan serta perlindungan hanya kepada Allah, dan masih banyak lagi bentuk-bentuk keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala yang wajib untuk diketahui oleh setiap hamba-hamba-Nya yang shaleh.

Firman Allah Ta'ala: "Katakanlah: 'Dialah Allah, Yang Maha Esa.' Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." (Al-Ikhlas [112]: 1-4)

Firman Allah Ta'ala: "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar." (Al-Baqarah [2]: 255)

2. Beriman Kepada Malaikat

Bagi setiap muslim diwajibkan untuk beriman kepada malaikat-malaikat Allah. Malaikat adalah makhluk yang Allah ciptakan hanya untuk beribadah kepada-Nya (tanpa hawa nafsu) dan senantiasa hanya melaksanakan segala perintah-perintah Allah tanpa pernah lalai dalam menjalankan kewajibannya (dengan kata lain malaikat tidak pernah berbuat dosa). Malaikatlah yang ditugaskan oleh Allah untuk merawat (menyembuhkan segala penyakit) manusia ketika manusia tidur; malaikat juga yang ditugaskan untuk menjaga serta mencatat segala amal perbuatan manusia, menyampaikan wahyu/petunjuk yang haq, mencabut nyawa manusia, mengatur awan dan menurunkan hujan, malaikat juga yang Allah Ta'ala utus ke dunia guna menyelesaikan urusan-urusan duniawi, membantu kaum muslimin ketika menghadapi orang-orang kafir dan masih banyak lagi tugas-tugas malaikat lainnya yang wajib oleh seluruh kaum muslimin yakini. Tetapi walaupun seperti itu, tidak diperbolehkan bagi seorang muslim berdoa guna memperoleh syafa'at (pertolongan) kepada malaikat, karena hanya Allah-lah tempat bagi manusia untuk mengadu serta memohon pertolongan.

Malaikat juga senantiasa beribadah (bertasbih) dengan memuji serta mengagungkan nama Allah, bershalawat kepada nabi, dan mendoakan keselamatan serta ampunan bagi orang-orang mukmin.

Firman Allah Azza wa Jalla: "Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Faathir [35]: 1)

Firman Allah Ta'ala: "Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir." (Al Baqarah [2]: 98)

Firman Allah Ta'ala: "(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): 'Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan Neraka yang menyala-nyala.'" (Al-Mu'min [40]: 7)

3. Beriman Kepada Kitab-kitab Allah
Percaya serta meyakini seluruh ayat-ayat Al-Qur'an (firman-firman Allah Ta'ala), serta mengamanahkannya dengan penuh keikhlasan dan kepatuhan hanya kepada Allah Ta'ala. Al-Qur'an adalah petunjuk yang Allah turunkan kepada setiap hamba-hamba-Nya yang mau berpikir guna mencari kebenaran sejati demi kemaslahatan diri serta imannya. Al-Qur'an itu berisi petunjuk-petunjuk yang haq, yang Allah Subhanahu wa Ta'ala jaga kemurnian isinya sehingga tetap mampu menjadi petunjuk yang bisa dipercaya dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan umat manusia hingga Akhir Zaman (insya Allah).

Firman Allah Ta'ala: "Dia-lah yang menurunkan Al-Kitab (Al-Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al-Qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat (samar). Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: 'Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.' Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal." (Ali Imran [3]: 7)

Firman Allah Tabaraka wa Ta'ala tentang sikap orang-orang muslim terhadap orang-orang kafir: "Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata: 'Kami beriman', dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): 'Matilah kamu karena kemarahanmu itu.' Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati." (Ali Imran [3]: 119)

Firman Allah Ta'ala: "Katakanlah: 'Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nyalah kami menyerahkan diri.'" (Ali Imran [3]: 84)

Jadi, beriman kepada Kitab Allah itu ialah dengan cara membaca dan mengamalkan seluruh ayat (firman) Allah Subhanahu wa Ta'ala, tanpa mengkufuri satu ayat pun. Itu adalah standarisasi seorang muslim, sementara mengamalkan hadits/sunnah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam adalah tambahan bagi yang mengharapkan lebih.

4. Beriman Kepada Nabi dan Rasul Allah

Nabi adalah manusia yang Allah Subhanahu wa Ta'ala perintahkan kepada umat manusia untuk menyampaikan risalah dari Allah dengan sebenar-benarnya (agama Tauhid). Nabi dan rasul tidak pernah menyekutukan Allah dengan dirinya sendiri maupun orang lain (thaghut). Setiap muslim wajib beriman kepada seluruh nabi dan rasul Allah dengan meneladani akhlak serta risalah yang mereka syiarkan, serta tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka.

Firman Allah Ta'ala: "Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-Nya. Karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya; dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar." (Ali Imran [3]: 179)

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: "Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut Isa yang setia: 'Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku.' Mereka menjawab: 'Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu).'" (Al-Maa'idah [5]: 111)

Namun, kaum muslimin hanya dibenarkan mengikuti risalah (syariat) yang berasal (atau diajarkan) oleh Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa salam -Rasul Allah sekaligus nabi penutup para nabi (nabi terakhir)- yang mana sabda-sabda Rasulullah serta adab prilakunya terangkum didalam kitab-kitab hadits (As-Sunnah).

Begitu beratnya apa yang menjadi tugas seorang rasul (utusan), hingga Allah Azza wa Jalla berfirman: "Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka." (An-Nisaa [4]: 80)

Balasan yang Allah Ta'ala berikan bagi orang-orang yang beriman: "Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan Syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (Al-Hadiid [57]: 21)

5. Beriman Kepada Hari Akhir

Setiap jiwa itu pasti akan mati, dan akan dibangkitkan kembali pada Hari Kiamat serta dikumpulkan (di Padang Mahsyar) guna mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya didunia, pada hari yang tidak diberlakukannya lagi jual-beli, yaps! Hari Pembalasan. Pemahaman tentang kapan datangnya Hari Kiamat merupakan suatu hal yang bersifat ghaib yang hanya diketahui oleh Allah Ta'ala, tapi bagi setiap muslim adalah wajib hukumnya untuk beriman kepada apa-apa yang telah menjadi ketetapan Rabbnya, supaya Allah ajarkan hikmah kedalam hatinya sehingga mereka termasuk kedalam golongan hamba-hamba Allah yang bertaubat (bertakwa).

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: "Bagaimanakah nanti apabila mereka Kami kumpulkan di Hari (Kiamat) yang tidak ada keraguan tentang adanya. Dan disempurnakan kepada tiap-tiap diri balasan apa yang diusahakannya sedang mereka tidak dianiaya (dirugikan)." (Ali Imran [3]: 25)

Firman Allah Ta'ala tentang golongan orang-orang yang selamat: "Mereka beriman kepada Allah dan Hari Penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) berbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang shaleh." (Ali Imran [3]: 114)

Firman Allah Ta'ala tentang orang-orang kafir: "(Yaitu) orang-orang yang menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan itu menjadi bengkok, dan mereka kafir kepada kehidupan Akhirat." (Al-A'raaf [7]: 45)

6. Beriman Kepada Qada dan Qadar

Setiap umat Islam wajib meyakini akan adanya takdir baik maupun takdir buruk, yang kedua-duanya berasal dari Allah Azza wa Jalla, sebagai ketetapan-Nya yang haq (mutlak). Bagi setiap jiwa itu sudah Allah tetapkan takdirnya (rizki, zodoh, do-it, dlsb) ketika masih berada didalam kandungan, dan takdir atas segala sesuatu (kejadian langit dan bumi beserta isinya - dari awal penciptaannya hingga Hari Kiamat) itu, telah tertulis didalam sebuah Ummul-Kitab (Lauh Mahfudz), dimana pulpen-nya telah diangkat dan tintanya pun telah kering (maksudnya sudah tidak dapat dirubah lagi), ditulis sebelum dunia ini Allah ciptakan.

Keren kan? So, jangan pernah kecewa terhadap setiap takdir buruk yang Allah tetapkan, cari hikmahnya saja dengan berserah diri hanya kepada Allah. Dan terhadap segala nikmat yang Allah karuniakan, maka sebaik-baik bersyukur adalah dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dengan penuh ketundukkan (tidak sombong) dan ikhlas karena Allah Ta'ala.

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: "Katakanlah: 'Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah.' Tiap-tiap umat mempunyai ajal (masa keruntuhan). Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya." (Yunus [10]: 49)

Firman Allah Ta'ala ketika kaum muslimin dalam perjalanan menuju medan perang: "Kemudian setelah kamu berdukacita, Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari pada kamu, sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri, mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah. Mereka berkata: 'Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?' Katakanlah: 'Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah.' Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: 'Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini.' Katakanlah: 'Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh.' Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui segala isi hati." (Ali Imran [3]: 154)

Allah hanya hendak menguji keimanan hamba-hamba-Nya dengan ketetapan takdir yang buruk (kekalahan): "Dan apa yang menimpa kamu pada hari bertemunya dua pasukan, maka (kekalahan) itu adalah dengan izin (takdir) Allah, dan agar Allah mengetahui siapa orang-orang yang beriman." (Ali Imran [3]: 166)

Peringatan dari Allah kepada kaum yang ingkar: "Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum Hari Kiamat atau Kami adzab (penduduknya) dengan adzab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfudz)." (Al Israa [17]: 58)

Yeah! itulah sebagian kecil dari risalah Al Islam yang luhur dan mulia, yang menuntun setiap umatnya guna meniti jalan keselamatan bersama, sehingga tercipta suatu tatanan kehidupan manusia yang harmonis serta dinamis mengikuti segala petunjuk (ketetapan) Tuhannya menuju peradaban yang lebih baik dan lebih baik lagi, melampaui peradaban bangsa-bangsa sebelumnya. Wallahu a'lam :-D

"Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Al-Baqarah [2]: 137)

"Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman." (Al-Hijr [15]: 88)

"Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." (Al-Baqarah [2]: 177)

Sekian, semoga bermanfaat bagi kehidupan... :-D


Peace, Love with Music - Langit Biru Band

Tidak ada komentar:

Posting Komentar