Kamis, 21 Januari 2016

Habis Kesusahan, Ada Kemudahan

Bismillahirrahmanirrahim...

Kalo bicara masalah-masalah dilema kehidupan, memang nggak ada yang menyenangkan. Yach, pesimis lah. BT lah. Atau apa lah, gua juga nggak ngerti. Pokoknya nggak ada abis-abisnya tuch dilema. Usai dilema yang satu, lahir kegalauan yang lain. Pasrah aja lah, ngikutin kemana arah angin berhembus... wush...

Namanya juga Indonesia, negeri 1001 masalah. Kalo gak ada masalah sehari saja, semua orang pada blingsatan nyari-nyari masalah, atau bikin masalah baru apa lach, biar gak suntuk. Itu prinsip!?!


Tapi bagi yang masih waras gimana??? Yach, gua juga gak mau gila!?!

"Setelah kesusahan, ada kemudahan. Setelah kesusahan, ada kemudahan." Itulah kira-kira bunyi firman Allah Subhanahu wa Ta'ala di dalam Al-Qur'an. Sedangkan Allah itu Maha Berkehendak. Jadi, gak ada sesuatu apa pun yang mampu menahan, apalagi menolak segala sesuatu yang menjadi kehendak serta keputusan Tuhan.

"Janji Allah adalah benar, dan janji Allah pasti akan ditepati," bagi setiap hamba-hamba-Nya yang taat dan patuh terhadap segala perintah dan larangan-Nya.

Itulah beberapa clue (petunjuk) yang hak (benar), yang bisa kita jadikan sandaran didalam menjalani kehidupan yang kian hari semakin suram saja. Seolah-olah tak ada satupun cahaya harapan yang bisa kita jadikan tau'siah (penghibur) hati yang susah.

Apa benar, janji Allah itu ada??? Tapi untuk siapa??? Dan kapan datangnya pertolongan Allah itu???

Janji Allah itu memang benar-benar ada, bagi orang-orang yang 'yakin' (beriman) kepada-Nya, Kitab-kitab-Nya (Al-Qur'an), Malaikat-Nya, Nabi-nabi-Nya, Takdir baik dan buruk yang di tetapkan-Nya, serta datangnya Hari Kiamat.


Pertolongan Allah itu sangatlah cepat dan akurat (tepat waktu dan tepat kepada setiap hamba-hamba-Nya yang Ia kehendaki).

Keyakinan itu lahir dari ibadah yang tulus dan ikhlas (ibadah yang kontinyu) hanya kepada Allah saja. Mengamalkan seluruh firman Allah yang ada di dalam Al-Qur'an tanpa kecuali. Mengikuti setiap petunjuk dari Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam (As-Sunnah/Hadist), sebanyak-banyaknya dan semampunya. Semakin banyak ibadah yang dilakukan, maka semakin banyak pahala yang dikumpulkan, serta dosa-dosa yang terampuni. Semua hasil dari ibadah itu dapat terlihat di dalam akhlak seorang muslim.

Al-Qur'an itu adalah mukjizat terbesar yang Allah Subhanahu wa Ta'ala berikan kepada seluruh umat manusia. Sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan, yang Allah atur sedemikian rupa, sesuai dengan kehendak-Nya. Berarti, tak ada satu petunjuk pun yang berasal dari selain Allah, yang bisa dijadikan pegangan oleh manusia dalam menghadapi segala bentuk ujian serta cobaan dari Tuhan. Karena pada hakikatnya, dunia ini memang sengaja Allah ciptakan sebagai ladang ujian bagi seluruh umat manusia, apakah mereka pada akhirnya kelak akan menjadi penghuni-penghuni Syurga atau Neraka.

Al-Qur'an itu ibarat sekumpulan bahasa pemrograman bagi sistem kehidupan, yang jika di amanahkan seluruh isinya (ayat-ayat-Nya) dan oleh seluruh umat manusia, maka akan terciptalah suatu bentuk tatanan sistem kehidupan yang sempurna. Syarat mutlak untuk mengamalkan Al-Qur'an 'demi memperoleh berkah serta rahmat-Nya yang sempurna' adalah dengan mengamalkan seluruh ayat-ayat-Nya tanpa terkecuali. Ibarat bahasa pemrograman, yang jika ada satu saja, baris pemrograman (syntax) yang tidak tertera, maka seluruh pemrogramannya tidak bisa berjalan. Kalau pun bisa berjalan, pasti banyak ditemukan 'bug-bug' (masalah-masalah) yang sangat mengganggu (mengurangi kebahagiaan).

Tak ada yang salah apalagi cacat dari setiap pengaturan-pengaturan Allah di muka bumi, segala sesuatunya memiliki alasan atau hikmah yang tersembunyi, terutama dibalik setiap permasalahan-permasalahan kehidupan. Pertolongan Allah akan tiba, ketika setiap apa yang Allah kehendaki dari hamba-hamba-Nya yang beriman, telah terpenuhi. Misal, jika Allah berkehendak untuk menolong rakyat Indonesia dari segala macam kesusahan dengan syarat, seluruh rakyat Indonesia harus beriman hanya kepada-Nya saja. Maka, satu-satunya upaya yang bisa Indonesia lakukan untuk memperoleh kebahagian yang berasal dari pertolongan Allah tersebut adalah dengan cara meng-Islam-kan seluruh rakyat Indonesia terlebih dahulu tanpa kecuali dan untuk selama-lamanya (tidak murtad sesudahnya).

Dan akan menjadi sia-sia saja, apa-apa yang setiap manusia upayakan, apalagi jika hal itu bertolak belakang dengan kehendak Allah Ta'ala. Sebaik apapun hal itu, atau seberapa mahalnya biaya yang telah dikeluarkan, tak akan mampu merubah apa-apa yang telah menjadi keputusan Allah. Jadi Indonesia yach akan begini-gini saja, dan kemungkinan jika Allah murka, maka bisa saja Allah membinasakan seluruh rakyat Indonesia tanpa kecuali. Percayalah!!!

Baca juga artikel saya: "Kebahagian Hidup Yang Sesungguhnya".

Yeah, Allah memang Tuhan yang sesungguhnya dan tiada Tuhan selain Allah. Kita mah, cuma hamba-hamba-Nya saja, yang kecil mungil tanpa daya serta kekuatan sedikitpun di mata Allah. Tapi, Allah itu Maha Baik loch, Dia tak akan pernah menzhalimi setiap hamba-hamba-Nya, sekalipun hamba-Nya itu kafir terhadap-Nya. Paling orang-orang yang kafir itu, akan binasa dikarenakan oleh kebodohan-kebodohannya sendiri. Kalo nggak percaya, kamu perhatikan saja???

Orang-orang kafir itu serakah, tapi nggak mau bersedekah, malah cenderung berbuat zhalim. Membuat aturan-aturan tanpa alasan yang cerdas, yang pada akhirnya malah mencekik leher-leher mereka sendiri (walaupun untuk saat ini banyak kisah-kisah tragis kehidupan orang-orang kafir yang disembunyikan karena alasan 'malu'). Berbeda dengan yang muslim, mereka itu selalu berada di dalam perlindungan Allah. Jika Allah berkehendak untuk menolong hamba-hamba-Nya yang muslim, maka pertolongan Allah itu sangatlah cepat dan bisa datang dari arah yang tidak disangka-sangka.

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: 'Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun.'" (Al-Baqarah [2]: 155-156)

Percayalah bahwa Allah itu Maha Adil. Dan jika keadilan itu di asumsikan menjadi fifty-fifty (50:50), maka kehidupan manusia akan dipenuhi oleh 50% kebahagiaan dan 50% kesusahan. Percumah saja lari dari segala macam kesusahan yang memang sudah seharusnya kita terima, hanya akan memperlama waktu susah (kesialan) kita saja.

Cara paling efektif untuk melalui takdir-takdir yang buruk atau masa-masa kesialan dalam hidup ialah dengan bersabar, bertawakal (pasrah hanya kepada Allah), belajar mencari hikmah yang tersembunyi dari setiap kesialan, perbanyak beribadah (menabung pahala), serta hal-hal yang bermanfaat lainnya. Sehingga Allah berbelas kasihan terhadap kita dan meringankan beban kesialan yang harus kita jalani. Lumayan lach, hepi-hepi juga koq sampai akhirnya... Wallahu a'lam

Yeah, semoga bermanfaat bagi kehidupan... da-da-dagh

Peace, Love with Music - Langit Biru Band

Tidak ada komentar:

Posting Komentar