Kamis, 28 Januari 2016

Dilema Berkedok Cinta (Story)

Bismillahirrahmanirrahim...

Cinta berawal dusta, berakhir dilema...

Tidak semua cinta berbunga rindu dan berakhir bahagia. Bagi sebagian orang masih ada saja yang harus terpaksa menelan pahitnya cinta dan rumitnya dilema didalam menjalani roda-roda kehidupan. Meskipun terkadang ada beberapa hikmah yang bisa kita ambil, tetap saja hati kita juga yang harus menjadi korban.


Kisah ini berawal dari sebuah kehidupan yang damai di sebuah pedesaan yang sebentar lagi akan menjadi kota. Dialah Kabayan, seorang pemuda tampan yang memiliki tanah warisan terluas di kampungnya. Menjalani kehidupan sebagai seorang entrepreuneur sukses dibidang perkebunan coklat. Yang tengah kasmaran dengan seorang anak makelar tanah dari kota yang cantik dan sexy, bernama Madona.

Dalam kesehariannya, tak pernah luput dari pikiran Kabayan, kecantikkan dan kesexyan sang anak makelar tanah dari kota tersebut. Sekalipun ia adalah seorang muslim yang taat beribadah, tetap saja Kabayan sulit untuk lepas dari cengkraman bayang-bayang cinta si Madona yang non-muslim itu. Madona dimata Kabayan selalu terlihat anggun dan cerdas (gaul abiz) tidak seperti wanita-wanita pribumi lainnya yang ada dikampungnya. Pokoknya di dalam benak Kabayan, Madona itu perfect.

Apalagi setelah Kabayan mendapat respon positif dari ortu Madona, ketika Madona diizinkan berkencan dengannya. Bukan kepalang, cinta Kabayan pun semakin membara.

Setiap malam selasa, malam kemis sama malam minggu, Kabayan selalu absen untuk apel kerumah Madona dan sering juga jalan-jalan malam bersama (dating) ketempat-tempat yang menyenangkan. Begitu bahagia hati Kabayan disaat bersama Madona.

Tapi disuatu waktu, tepat jam 12 siang, dirumah Kabayan, seolah-olah petir menyambar-nyambar dengan gelegarnya yang dahsyat, ketika ayah Madona dan Madona datang dengan keinginan hendak membeli sebagian besar tanah Kabayan. "Itu tidak bisa saya lakukan pak, itu adalah tanah warisan leluhur saya yang diamanahkan kepada saya untuk dijaga sebaik-baiknya dan dimanfaatkan untuk hal-hal yang berguna bagi orang-orang yang tinggal di kampung ini", elak Kabayan.

Tapi ayah Madona mengancam, jika Kabayan tetap bersikeras menolak tawaran itu, Kabayan tidak boleh lagi dekat-dekat dengan Madona seperti biasanya. Dan gak boleh apel kerumahnya Madona.

Aduh..! Kabayan pusing tujuh keliling, sambil mengelus dadanya berulang-ulang. "Gimana yach? Koq urusannya jadi paraliuer kaya gini?" pikir Kabayan. Tak lama, datang kiriman SMS dari Madona: "Gimana kang Kabayan, pilih amanah leluhur atau saya." Duh, makin 'lieur' aja pikiran Kabayan dibuatnya.

Kumaha, ieu...

Hari-hari pun berlalu, SMS-SMS bernada HOT senantiasa mengisi hari-hari Kabayan. Semenjak adanya masalah penawaran tanah itu, setiap malam Kabayan selalu beribadah, bermunajad kepada Allah demi mendapatkan ilham dari Tuhan Yang Maha Tahu. Hingga terbesit dipikirannya untuk memusyawarahkan hal ini bersama para penduduk kampung.

Sebagian besar penduduk kampung ada yang menasehati Kabayan, akan pentingnya menjaga amanah leluhur yang harus di pertanggungjawabkan. Sebagiannya ada yang berkata, "Itu terserah Kabayan saja lah."

Tapi pada suatu sore, akhirnya Kabayan memberanikan diri pergi kerumah Madona untuk memberikan jawaban atas tawaran yang diberikan. "Maaf pak, saya tidak bisa memenuhi keinginan bapak untuk membeli tanah saya. Itu benar-benar tanah leluhur saya yang harus saya jaga, dan saya tidak akan pernah mengkhianati amanah leluhur saya sendiri," jawaban Kabayan.

Bukan main murkanya, ayah Madona sang makelar tanah dari kota. Di banting foto-foto Kabayan yang ada dikamar Madona dan memperingatkan kepada Madona bahwa dirinya akan menabuh genderang perang terhadap Kabayan. Madona pun memberikan dukungan: "Kurang ajar tuh Kabayan kampung, berani-beraninya dia ngehina gue. Pokoknya Madona akan selalu mendukung papa, dengan segala cara yang Madona bisa."

"Bagus!", kata ayah Madona. "Kita harus bersiap-siap dengan segala tipu muslihat guna memperdaya Kabayan dan merampas seluruh tanahnya dengan segala cara", tambahnya lagi.

"Ayah akan segera menghubungi embah Gorong-gorong, dan memerintahkannya untuk mem-pelet si Kabayan agar tergila-gila kepada kamu. Kita akan mulai dengan menggunakan siasat yang halus dulu. Tugas kamu adalah membuat Kabayan jatuh hati lagi kepada kamu, baru kemudian kita jebak dia kedalam jebakan 'Penderitaan Cinta Tiada Akhir'." kata ayah Madona.

Madona pun tak kalah singit, dikirimkan SMS-SMS cinta yang HOT-HOT, dia singgahi rumah Kabayan dan mengisi hari-hari dengan bercumbu mesra di rumah Kabayan.

Tapi untung Kabayan masih kuat iman, hingga mampu meredam gejolak cumbu mesra Madona menjadi perbincangan biasa-biasa saja. Si Madona pun pada akhirnya kecewa, dan pulang kerumahnya untuk mengadukan hal ini kepada ayahnya.

"Apa! si anak kampung itu berhasil menolak setiap jurus cumbu dan mesra dari kamu. Dasar! orang seperti apa sich dia," caci sang ayah.

Ayah Madona pun segera pergi bergegas menuju tempat embah Gorong-gorong dan mempertanyakan tentang perihal penolakan cumbu dan mesra anaknya. "Gergh... ternyata dia adalah seorang muslim yang taat. Pelet-pelet yang embah kirimkan ternyata tidak mempan terhadapnya," kata embah Gorong-gorong.

"Terus gimana embah, apa ada cara yang lain lagi?" tanya ayah Madona. "Percumah, segala sihir, teluh, santet, gendam dan sebagainya tak kan ada yang mampu melemahkan pertahanannya, karena dia pintar menjaga amanah leluhurnya," tegas embah Gorong-gorong.

Akhirnya keluarga Madona memutuskan untuk pindah menjauh dari kampung Kabayan untuk selama-lamanya membuang jauh-jauh harapan untuk menguasai tanah Kabayan. Tapi sebelum pergi, Madona secara diam-diam mengirimkan SMS penting kepada Kabayan, (begini isinya):

"Kang Kabayan, sesungguhnya Madona tidak ikhlas pergi jauh meninggalkan akang. Memori selama berpacaran dengan kang Kabayan selalu terbayang di dalam benak Madona. Jika kang Kabayan juga merasakan hal yang sama... "Jangan Lupakan Madona. "

---THE END---

Bener-bener nich kisah 'Guns N' Rose' abiz, ketegangan di setiap 'scene' nya tuch bener-bener terjaga. Dan dilema yang tertinggal di akhir pun bener-bener meng-Galau-kan, sulit ditebak apa maksud dari pesan Madona yang sesungguhnya. Sampe tadi pagi pun saya SMS ke kang Kabayan: "Masih galau kang?" ... "MASIH", jawabnya.

Peace, Love with Music - Langit Biru Band

Tidak ada komentar:

Posting Komentar